image

Free Blogger Templates

This is a Multi Color template one page layout provided by TemplatesBlock.com for free of charge. There are 2 background graphics provided in the "images" folder. You may choose the one you like. Enjoy!

Details

Selasa, 14 Desember 2010

PESAN UNTUK BPK. M. BUSYRO MUQODDAS UTAMAKAN KETEGASAN DAN HATI NURANI

PESAN UNTUK BPK. M. BUSYRO MUQODDAS UTAMAKAN KETEGASAN DAN HATI NURANI

Tepat akhir bulan November penantian panjang masyarakat Indonesia tentang siapa pengganti ketua KPK terjawab sudah. Setelah mendapat “restu” dari Parlemen melalui pemungutan suara terpilih satu nama yaitu M. Busyro Muqoddas untuk memimpin KPK selama satu tahun ini melanjutkan sisa kepemimpinan ketua KPK Antashari Azhar yang tersandung kasus hukum. Busyro Muqoddas merupakan sosok yang tidak asing lagi didunia hukum Indonesia, sejarah mencatat beliau adalah lulusan sarjana hukum dari Fakultas Hukum UII Yogyakarta tahun 1977 dengan berbagai macam pengalamanya, sebagai mahasiswa salah satunya adalah sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (MPM UII). Beliau mengawali karirnya sebagai abdi hukum sebagai direktur LBH di UII Jogjakarta dan sebagai seorang akademisi. Beliau dalam tataran kualitas tidak perlu diragukan lagi kemampuanya dalam bereksplorasi didunia hukum Indonesia, tercatat beliau sebagai ketua Komisi Yudisial RI periode 2005-2010 dengan kesuksesan kepemimpinannya.
Sekarang adalah awal baru bagi beliau sebagai pemimpin KPK yang baru dengan segudang pengalaman dan kompetensinya diharapkan mampu bertindak tegas dan sesuai hati nurani. Menurut saya Indonesia adalah Negara yang mempunyai segudang pakar atau ahli hukum yang handal secara intelektual dan kompetensinya untuk memimpin sebuah Institusi tetapi begitu langkanya para ahli dan pakar Hukum yang mempunyai kesadaran untuk bersikap tegas dan sesuai hati nurani, padahal hal tersebut adalah esensial bagi seseorang pemimpin karena dengan hal tersebut para pemimpin akan selalu peka dengan apa yang ada disekitarnya yakni nasib rakyat miskin sehingga untuk bertindak secara adil mutlak diperlukan untuk mengurangi kasus -kasus korupsi yang ada di Indonesia yang sampai sekarang masih subur berkembang terus menggerogoti uang Negara dan memperkaya para koruptor. Menurut hemat saya kedua sikap tersebut adalah pondasi yang harus selalu ditanamkan pada kepribadian beliau dalam memimpin KPK. Pertama yakni Sikap ketegasan yang tidak kenal kompromi dengan para pelaku korupsi haruslah menjadi semangat bagi beliau untuk terus maju membabat pelaku-pelaku korupsi yang kian “menggila” di Indonesia. Tidak pandang bulu siapa yang terkena kasus dan terus maju untuk penegakan hukum Indonesia. Sebagai seorang pemimpin beliau wajib untuk bertindak tegas, agar semua elemen yang ada di KPK mempunyai semangat ketegasan yang sama dan stabil dalam memerangi korupsi. Jika itu tak ada dalam seorang jiwa pemimpin sebuah Institusi KPK, kita tinggal tunggu waktu saja melihat para “pemrakarsa” korupsi dan sejumlah “calo” korupsi mengacak-acak negeri ini dengan berbagai macam scenario yang Gila. Kedua yakni Hati Nurani dalam sejumlah keputusan yang diambil seseorang, hati merupakan pilihan yang paling tepat untuk menjadi start awal dalam bertindak. Karena suara hati yang lebih tahu betul sesungguhnya apa yang harus dilakukan untuk kebaikan bersama dan tentunya untuk keadilan. Intelektual atau akal dalam kehidupan telah banyak terkontaminasi dengan hal-hal bersifat materiil misalnya kekuasaan, harta dan jabatan sehingga menjauhkan seseorang dalam tataran untuk berbuat yang benar. Saya misalkan saja apabila hati dan akal akan bekerja dalam menangani sebuah kasus hukum, akal akan berusaha mengejar dan mencari siapa yang benar dan salah tetapi hati tidak berkata demikian hati akan mencari sesungguhnya apa yang terjadi dengan berlandaskan tanggung jawab kepada kebenaran yang suci berdasarkan Ilahiah.
Kedua hal tersebut merupakan pesan yang lahir dari hati saya seorang mahasiswa dari sebuah kota kecil di Jawa tengah yang begitu prihatin dan mengenaskan melihat begitu liarnya koruptor-koruptor di Negeri ini melakukan aksinya memberangus uang-uang rakyat. Disaat masalah kemiskinan dan bencana kerap kali menerpa negeri ini masih ada juga orang yang “edan” dengan keegoisan dirinya untuk pemuasan materiil. Harapan terdekat dari penulis terhadap sosok Busyro Muqoddas selaku ketua KPK yang baru adalah tuntaskan secepat mungkin dua kasus besar yang telah ada dihadapan kita semua, yakni kasus Century dan Gayus, dengan seadil-adilnya dan pengawalan dari rakyat. Harapan baru dan sosok yang baru, sudah pasti saya dan seluruh masyarakat Indonesia dengan semangat keadilan akan mendukung perjalanan aksi perang terhadap korupsi dinegeri ini dan tetap mengawal bahkan memperingatkan jika ada tindakan yang keluar dari jalur keadilan. Karena rakyat tidak akan diam.

SELAMET RIYADI
Mahasiswa semester V
Fak. Psikologi Universitas Muria Kudus
Coordinator HUMAS LMPI ( Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia) Jateng 2010-2011

Minggu, 31 Oktober 2010

EGOSENTRISME MAHASISWA DALAM BERDEMOKRASI

EGOSENTRISME MAHASISWA DALAM BERDEMOKRASI

Mahasiswa merupakan masa peralihan dimana individu memasuki dunia yang baru dalam kehidupannya yakni kehidupan kampus dan segala aktivitasnya. Mahasiswa dituntut untuk berpikir mandiri, kritis, serta harus mampu melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi, berbeda pada zaman SMA dulu yang lebih seperti mesin, terbatas dalam mengembangkan diri. Seperti itu gambaran umum yang saya ketahui mengenai konsep mahasiswa. Persepsi masyarakat tentang mahasiswa pun beragam ada yang berpendapat mahasiswa adalah kaum intelektual dan orang-orang cerdas, adapula yang menyebutkan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan bagi bangsa ini. Semuanya adalah persepsi dari masyarakat dan sah-sah saja. Di Indonesia pada umumnya mahasiswa berumur pada kisaran 18-22 tahun, meskipun ada juga yang lebih dari pada batasan usia tersebut. Mahasiswa pada kisaran usia 18-22 tahun, dalam psikologi perkembangan usia tersebut merupakan masa remaja akhir (18-21 tahun) dari kehidupan individu dan Menginjak usia 22 merupakan awal individu memasuki usia dewasa (Desmita, 2006).

Dalam dunianya mahasiswa mempunyai beragam aktivitas. Aktivitas akademik yang meliputi proses perkuliahan dan berbagai macam tugas-tugasya dan aktivitas non akademis meliputi ekstra kurikuler atau unit kegiatan mahasiswa, serta tidak luput dari kegiatan pengabdian masyarakat. Mahasiwa diharapkan mampu mengembangkan potensi dan meraih prestasi dengan semua itu, tidak hanya membuang waktu untuk kegiatan yang sia-sia. Semua ada pada tangan individu masing-masing apa mau maju atau tertinggal. Dalam beragam aktivitas banyak mahasiswa yang terjebak dalam sikap egosentrisme. Menurut David Elkind Sikap egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia (dan dirinya sendiri) dari perspektifnya mereka sendiri. Dalam hal ini remaja mulai mengembangkan suatu gaya pemikiran egosentris, dimana mereka lebih memikirkan tentang dirinya sendiri dan seolah-olah memandang dirinya dari atas ( Desmita, 2006). Saya ambil contoh beragam tindakan unjuk rasa atau demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa sering terlaksana diluar batas-batas aturan yang ditetapkan. Hal-hal tersebut merupakan tindakan yang merugikan banyak pihak, terutama masyarakat. Kita sering melihat di TV, Surat Kabar dan media yang lain Mahasiswa bentrok dengan aparat saat demo ini dan itu, terjadi aksi lempar batu, terjadi pemblokiran jalan, terjadi pembakaran symbol Negara, terjadi penyanderaan mobil dinas dan truk tangki BBM. Semua hal itu Nampak wajar dan biasa saja mereka lakukan, Hal ini memperkuat teori yang dikemukakan sebelumnya bahwa egosentrisme remaja yang berarti disini adalah mahasiswa memang masih melekat dalam implementasi tindakanya. Mahasiswa bertindak atas dasar tuntutan yang mereka ajukan, dan harus segera dikabulkan tuntutannya itulah karakter demonstrasi yang saya amati selama ini, jika tuntutan tidak terpenuhi sering kali mahasiswa melakukan hal-hal yang seperti saya sebutkan, yakni tindakan yang melanggar aturan/norma yang berlaku dan cenderung anarkis. Mahasiwa yang melakukan aksi –aksi tersebut seolah tidak memikirkan akibat yang ditimbulkan dari tindakan, jika kita melihat berbagai kasus demonstrasi anarkis yang dilakukan oleh mahasiswa.

Dalam melakukan aksi demonstrasi mahasiswa mempunyai bentuk atau konsep yang unik diterangkan dalam jenis sikap egosentrisme yang mereka miliki. Menurut David Elkind (1976), egosentrisme remaja dapat dikelompokkan dalam dua bentuk pemikiran social—penonton kayalan dan dongeng pribadi. Pertama Penonton khayalan berarti keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sendiri sebagaimana halnya ia memperhatikan dirinya sendiri. Dalam gambaran ini menjelaskan tentang perilaku mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi yakni didasari oleh motif menarik perhatian dan keinginan untuk tampil diatas panggung dan diperhatikan oleh banyak orang. Kedua Dongeng pibadi bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik remaja. Perasaan unik remaja menjadikan mereka merasa bahwa tidak ada seorang pun yang memahaminya (Desmita, 2006).

Dalam memahami aksi demonstrasi yang sering berakhir ricuh yang dilakukan oleh mahasiswa,hal tersebut memang didasari pada sikap egosentrisme yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal itu merupakan keadaan internal individu yang dimiliki mahasiswa secara psikologis pada tahap perkembangannya yakni tahap akhir remaja.

Selamet Riyadi
Mahasiswa Fakultas Psikologi Univeristas Muria Kudus
Coordinator HUMAS LMPI (Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia) Jateng 2010-2011

KASIH BERNADA KEHARMONISAN

Dalam setiap genggaman hangatnya
Diri ini terasa nyaman nan terlindungi
jauh dari semua keraguan nan kekhawatiran
yang ada hanyalah rasa kasih nan damai
mengalir kedalam hati mesra

tak ada sedikit rasa pamrih didalam hatinya
untuk terus menjadikan diri ini yang terutama
tetap dalam dekapan hangat tubuhnya
tetap dalam rangkaian mesra senyumnya..

kasih yang dicurahkan
sayang yang di berikan
melebihi batas dari kemampuan firasatku

karena yang ada hanya TULUS DAN IKHLAS

Sabtu, 23 Oktober 2010

TIGA STRATEGI MEWUJUDKAN TIMNAS INDONESIA YANG BERPRESTASI DAN PEDE DIKANCAH INTERNASIONAL

TIGA STRATEGI MEWUJUDKAN TIMNAS INDONESIA YANG BERPRESTASI DAN PEDE DIKANCAH INTERNASIONAL

Ketika mendengar nama timnas Indonesia tentu muncul berbagai impian dan cita-cita yang tinggi dikalangan pecinta sepak bola tanah air untuk turut merasakan prestasi yang membanggakan yang tak kunjung datang. Tahun 1991 timnas Indonesia mampu meraih prestasi dengan merajai kancah persepakbolaan di Asean untuk terakhir kalinya, setelah waktu itu hasil yang nihil untuk meraih prestasi yang membanggakan. Tampaknya dalam benak para pecinta sepak bola tanah air kisah yang paling berkesan adalah pada tahun 2007 saat timnas tampil dalam piala Asia di Jakarta, permainan yang cukup eksplosif dan spirit fighter yang tinggi ditunjukkan oleh timnas Indonesai, meskipun akhirnya timnas Indonesia harus gagal di babak penyisihan group. Hanya kisah itu juga yang masih melekat dalam benak saya, timnas Indonesia saat itu jauh lebih bertenaga dan berkelas daripada yang sekarang ini ditampilkan oleh timnas Indonesia. Apa yang salah dengan timnas kita dan mengapa terjadi seperti ini? Semua itu adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pecinta sepak bola tanah air.
Sebagai pecinta sepak bola tanah air yang begitu merindukan prestasi yang dapat kita banggakan, saya masih menyimpan semangat optimisme kepada timnas Indonesia dimasa mendatang untuk mampu meraih prestasi yang luar biasa dikancah internasional. Semua insan tanah air tentunya wajib mensupport timnas dengan total dan penuh kebanggaan, karena dengan support kepada timnas kita akan membangkitkan motivasi daripada seluruh pemain timnas untuk lebih Pede dan berprestasi lagi. Saya pribadi sebagai seorang pecinta sepak bola tanah air tentunya mempunyai sedikit idea tau gagasan yang mungkin berguna bagi kelangsungan Timnas Indonesia untuk lebih maju dan berprestasi. Ada 3 point penting yang menjadi sorotan utama dalam rangkuman kali ini, yakni tentang pembinaan pemain usia dini, perlunya sparing partner dengan tim kelas dunia dan tersedianya stadion dengan taraf internasional.
Pertama yakni pembinaan pemain usia dini
Jika kita masih mengharapkan pemain-pemain yang sekarang ini bermain di timnas untuk meraih prestasi lebih dikancah regional dan dunia tampaknya akan sulit terwujud. Karena begitu kentara dan itu itu saja pola permainan yang ditampilkan oleh pemain timnas kita. Disamping factor usia, kualitas pemain-pemain Indonesia yang sekarang sudah mentok seperti itu. Saatnya dalam era sekarang ini kita lebih baik focus kepada program jangka panjang yang lebih realistis dan efektif yakni pembinaan pemain usia dini. Program ini dapat dilakukan dengan membentuk timnas U16, U21, U 23 seperti yang sekarang telah dikerjakan oleh PSSI selaku yang “mempunyai” olah raga sepak bola di Indonesia. Tentunya baik program ini bila bisa terlaksana dengan efektif dan efisien, bukan hanya sekedar program jangka pendek dan terkesan seperti proyek belaka yang tak tau hasilnya sampai dimana. Dalam membina pemain usia dini PSSI tentu mempunyai konsep yang matang dan jelas untuk masa depan timnas Indonesia. Bagi saya yang terpenting adalah tanggung jawab extra untuk mewujudkan sebuah program jangka panjang tersebut serta adanya pengawasan yang professional dari pihak terkait untuk program jangka panjang itu. Karena semua untuk kemajuan timnas Indonesia bukan untuk kemajuan dan kebanggaan perseorangan atau golongan. Disamping dengan adanya pembentukan timnas dengan bebagai macam gradasi usia, perlu juga suatu pembinaan pemain usia dini di tingkat klub. Hal ini menurut saya akan memberikan efek yang positif untuk kemajuan timnas Indonesia dimasa mendatang apabila dikerjakan dengan benar dan profesioanal. Kita dapat melihat contoh klub-klub didaratan eropa yang membina pemain sejak usia dini dan kemudian terlahir menjadi pemain hebat. Misalkan kita contohkan Cesc Fabregas dari Spanyol yang merupakan didikan tim Barcelona junior yang sekarang menjadi kapten the Gunners Arsenal merupakan kekuatan vital dari tim tersebut dilini tengah, selain berperan dalam klub pemain satu ini juga termasuk pemain super sap dalam timnas Spanyol yang kemarin baru saja menjuarai Piala dunia. Tentunya masih banyak pemain yang dibina sejak dini dan berhasil. Apa kita hanya diam saja melihat Negara-negara lain berhasil dengan pemian mudanya dan pembinaan usia dini??
Kedua, perlunya sparing partner dengan tim kelas dunia
Pengalaman merupakan salah satu factor dalam mencapai kemajuan sebuah tim. Dengan berbekal pengalaman, timnas telah menjalani sebuah proses belajar memahami permainan sepak bola yang baik, sehingga diharapkan untuk menciptakan pola permainan yang konsisten dan bagus. Pengalaman bertanding timnas selain didapatkan dari keikutsertaaan dalam even/kejuaraan tingkat regional atau internasional, juga didapatkan dari pertandingan uji coba yang dilakukan oleh timnas. Dalam hal ini pertandingan uji coba timnas perlu digalakkan dengan ketentuan kualitas dan kuantitas tepat dan proporsional. Tentunya masih ingat dalam benak kita pertandingan uji coba antara timnas Indonesia melawan timnas Uruguay yang baru saja berlalu, ketika itu timnas kita dihantam 7-1 di Jakarta. Sungguh ironis bila saya berpendapat bukan jumlah angka yang terpampang dipapan skor yang membuat saya malu dan merasa rendah, melainkan kualitas permainan yang sangat buruk sepanjang 90 menit sepengetahuan saya hanya ada 2 tendangan kegawang timnas Uruguay dan selebihnya kita mayoritas menjadi bulan-bulanan serangan dari Timnas Uruguay. Permainan yang terlalu defensive dan cenderung tanpa kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini ditunjukkan pemain timnas Indonesia yang banyak melakukan kesalahan-kesalahan dasar seperti salah pasing dan koordinasi. Semua telah terjadi segera kita lupakan yang terpenting sekarang bagi timnas Indonesia adalah mengambil pelajaran dari apa yang telah dilakoninya untuk kedepan lebih baik. Tentunya pertandingan ujicoba yang dilakoni oleh timnas dilaksanakan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat agar dapat menjadikan timnas Indonesia menjadi lebih baik dalam segi permainan. Saya pribadi berpendapat bahwa selama ini timnas Indonesia kurang sering dalam mengadakan pertandingan uji coba, lebih-lebih dengan tim kelas dunia. Sehingga pengalaman yang didapat dari timnas Indonesia sangat minim sekali. kalau kita membandingkan dengan Negara tetangga kita Malaysia kita kalah dalam mangadakan pertandingan ujicoba dengan tim-tim kelas dunia. Sungguh ironis bagi saya kenyataan ini terjadi disaat kita punya semangat memajukan sepak bola tanah air. Pendapat pribadi saya mengatakan setidaknya dalam setahun timnas Indonesia mampu mengadakan minimal 4 kali bertanding dengan tim kelas dunia atau yang levelnya diatas timnas kita secara kualitas dan peringkat fifa misalnya Brazil, argentina, spanyol, korea, japan dll. Hal ini perlu digalakkan agar dalam perjalanannya timnas Indonesia mendapat pelajaran berharga untuk lebih baik.
Ketiga, tersedianya stadion dengan taraf internasional
Masih jelas teringat dalam benak saya komentar pelatih timnas Indonesia Alfred ridel yang berkomentar bahwa stadion siliwangi lebih cocok untuk bertanam kentang daripada bermain sepak bola. Satu statement yang cukup menggelikan bagi saya pribadi dan mungkin para pecinta sepak bola tanah air. Untuk laga internasional yang nota bene kita mengundang timnas maladewa, kita seakan tidak mempunyai tempat yang layak untuk bermain bola ditambah lapangan kering dan tidak rata mengakibatkan jalanya pertandingan tidak seperti yang diharapkan. memang benar stadion dan segala fasilitasnya bukan merupakan satu-satunya factor yang menentukan kualitas permainan sebuah tim, tetapi saya yakni factor stadion dan fasilitasnya merupakan factor pendukung yang cukup penting untuk mewujudkan kualitas permainan yang bagus. Kita sebagai Negara asia tidak perlu jauh-jauh meniru stadion yang ada dibenua biru, cukup kita melihat dan meniru stadion yang ada di sesama Negara asia yakni jepang dan korea yang memiliki banyak stadion bertaraf internasional yang digunakan untuk pagelaran piala dunia 2002 dengan sukses. Semua itu layak disebut stadion dan layak digunakan untuk bermain bola, tidak seperti stadion siliwangi Bandung dan Manahan Solo yang pada waktu itu digunakan untuk final piala Indonesia antara Arema dan Sriwijaya Fc yang menurut saya tidak layak untuk menggelar pertandingan besar.
Dengan ketiga strategi diatas, apabila dijalankan dengan professional dan tanggung jawab menurut hemat saya akan membawa manfaat yang luar biasa bagi timnas Indonesia. Tentunya program-program teersebut bukan semudah membalikan telapak tangan, lain daripada itu banyak hambatan dan butuh perjuangan yang extra keras untuk mewujudkan hal itu. Sebagai pecinta sepak bola tanah air, kita sudah sapantasnya memberikan support kepada perjunagan timnas Indonesia dimanapun berada. Karena timnas Indonesia adalah milik kita semua warga Indonesia dan Kita Pasti BISA.

Selamet Riyadi
Mahasiswa semester V Fak. Psikologi Universitas Muria Kudus

Rabu, 13 Oktober 2010

"keserasian dalam keharmonisan"

sajak indah terpancar lewat alunan
menggema bertabur kata dan nada
memancar memesona dengan segala keistimewwaanya
manja mengutara
elok bersemayam dada
memancing keindahan alami
tiada henti-hentinya memberikan ketakjuban

alangkah semakin manja diri ini
mendengar dentuman mesra yang terucvap

dengan segala kebesaran makna
diri ini senantiasa
menikmati keindahan dan makna

Sabtu, 24 Juli 2010

tanggung jawab siapa??LINGKUNGAN

PEMILAHAN SAMPAH TANGGUNG JAWAB SIAPA???
Oleh : Selamet Riyadi ( 2008.60.013)
Mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Dalam artikel ini saya sebagai penulis ingin membahas suatu hal tentang sampai dimana kesadaran sikap masyarakat peduli terhadap pemisahan sampah di lingkungan rumah tangga. Pemisahan sampah disini berarti memisahkan sampah kering dan basah di dalam rumah tangga. Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam pendaur ulangan di TPA atau yang lain. Sebelum masuk pada pembahasan tentang bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pemisahan samaph ini, kita perlu mengetahui tentang berbagai macam teori tentang sampah, pengolahan dan jenis sampah itu sendiri.
Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi (E. Colink, 1996). Sampah memang merupakan barang yang sudah tidak dianggap berharga oleh sebagian besar masyarakat, Karena memang sudah tidak terpakai dan dibuang. Sampah jika ditinjau dari segi jenisnya diantaranya yaitu mengutip dari www. Biologi Online, Slamet riyanto dkk UMM :
1. Sampah yang dapat membusuk atau sampah basah (garbage). Garbage adalah sampah yang mudah membusuk karena aktifitas mikroorganisme pembusuk.
2. Sampah yang tidak membusuk atau sampah kering (refuse). Sampah jenis ini tidak dapat didegradasikan oleh mikroorganisme, dan penanganannya membutuhkan teknik yang khusus. Contoh sampah jenis ini adalah ketas, plastik, dan kaca,
3. Sampah yang berupa debu atau abu. Sampah jenis ini biasanya hasil dari proses pembakaran. Ukuran sampah ini relatif kecil yaitu kurang dari 10 mikron dan dapat memasuki saluran pernafasan.
4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan Sampah jenis ini sering disebut sampah B3, dikatakan berbahaya karena berdasarkan jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat kimiawi atau fisika atau mikrobanya dapat:
1. Meningkatkan mortalitas dan mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit yang tidak reversibel ataupun sakit berat tidak dapat pulih ataupun reversibel atau yang dapat pulih. Berpotensi menimbulkan bahaya pada saat ini maupun dimasa yang akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah, ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik. Sampah yang masuk dalam tipe ini tergolong sampah yang beresiko menimbulkan keracunan baik manusia maupun fauna dan flora di lingkungan tersebut, Slamet (1994).
Dengan berbagai macam jenis sampah tersebut, sampah sangatlah kompleks adanya di lingkungan dan perlu kecerdasan dalam mengelola sampah, sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan dan sosial. Jika disebutkan diatas bahwa ada berbagai macam jenis sampah, tentunya dalam perlakuaanya pun ada perbedaan dalam pengolahannya. Ada berbagai macam pengolahan sampah yang bisa dilakukan yakni penumpukan, pengkomposan, pembakaran, pangan dan makanan ternak. Tentunya masih ada cara – cara lain untuk mengolah sampah, terutama dilingkungan rumah tangga yang cukub besar berperan dalam pengolahan sampah sebelum sampai di TPA. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius dari kita semua Karena rumah tangga adalah awal dari pengolahan sampah itu sendiri, apabila dalam rumah tangga sendiri terjadi kekeliruan atau kekurang tahuan bagaimana caranya mengelola, akan menyebabkan masalah yang cukup besar dalam pengolahan sampah selanjutnya. Oleh karena hal itu saya sebagi penulis membahas masalah ini, karena bagi saya penting dalam pengelolaan lingkungan hidup khususnya masalah sampah dan pengolahanya. Tentunya para pembaca bertanya mengapa perlu dipisahkan antara sampah kering dan basah? hal ini dilakukan agar dapat mempermudah dalam proses pengolahan sampah selanjutnya dan tidak tercampur antara sampah basah dan kering. Sehingga sampah mudah untuk apa itu didaur ulang atau dijadikan kompos. Hal ini akan mempermudah dalam pengolahan sampah tersebut. Hal itulah sebenarnya yang menjadi tujuan mengapa perlu adanya pemisahan sampah basah dan kering.
Setelah kita mengetahui hal tersebut pastinya kita akan bertanya bagaimana dengan masyarakat kita dalam rumah tangganya, apakah sudah melakukannya?? Sulit kita melihat seberapa besar masyarakat kita yang melakukan hal tersebut tanpa adanya penelitian dan data kongkrit. Mengutip pada hasil penelitian dari www.biologi online yang dilakukan oleh slamet Riyanto Dkk, Mahasiswa Universitas Muhammdiyah Malang dengan judul korelasi antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pemilahan sampah kering dan basah di desa pendem kecamatan junrejo kota batu, menemukan sebanyak warga yang tidak pernah memilah sampah adalah sebesar 66,67 % , kadang –kadang sebesar 10, 42 %, sering sebesar 7, 29 % dan selalu sebesar 15, 63 %. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya perilaku masyarakat yang mau dan peduli dalam pemisahan sampah rumah tangganya. Hal ini jika tetap dibiarkan dalam kurun waktu yang lama dan terus menerus tanpa adanya perhatian dari kita semua tentu akan menimbulkan akibat yang dapat berdampak pada kualitas pengolahan sampah di TPA. Bukan hal itu saja banyak akibat yang akan ditimbulkan misalnya sulit didaur ulang sampah, membusuknya sampah, menambah beban pekerjaan di TPA sehingga melambatkan proses pengolahan sampah, menimbulkan bau tidak sedap dll.
Sesungguhnya siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini untuk kualitas lingkungan kita yang sehat dan baik khususya dalam pengolahan sampah, kita semua adalah pihak –pihak yang turut bertanggung jawab akan hal ini Karena masalah sampah adalah masalah bersama. Pemerintah, masyarakat dan pihak perusahaan swasta perlu memberikan perhatian yang penuh pada langkah awal yang bagus ini dalam pemisahan sampah di rumah tangga. Ada sedikit usulan dari penulis dalam hal ini untuk memberikan perhatian pada pemisahan sampah kering dan basah dalam rumah tangga. Pihak pemerintah dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat bagaimana untuk mengolah sampah rumah tangga secara baik, misalnya dengan diskusi, penyuluhan oleh dinas kesehatan setemapat tentang bagaimana cara dan manfaatnya memisahkan sampah kering dan basah, menginisiasi tentang nilai ekonomis sampah yang tidak terpakai, misalnya melakukan daur ulang sampah menjadi sesuatu yang lebiih bernilai ekonomis yakni kompos, souvenir, barang-barang unik yang bisa dijual. Masyarakat juga harus peduli dan sadar akan hal ini karena sampah merupakan produk buangan yang dihasilkan oleh rumah tangga mereka, dengan turut aktif mencari informasi dan inovasi dalam pengolahan sampah khususnya melakukan pekerjaan pemisahan sampah. Sedikit yang bisa saya sampaikan dalam penulisan artikel ini semoga dengan adanya tulisan ini akan dapat bermanfaat untuk kita semua dan lebih bijak dalam mengolah sampah rumah tangga khususnya.






DAFTAR PUSTAKA
 E. Coling. 1986. Istilah Lingkungan Untuk Manajemen.
 Slamet, J.S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
 Slamet Riyanto dkk mahasiswa UMM dalam Penelitian korelasi antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pemilahan sampah kering dan basah di desa pendem kecamatan junrejo kota batu ( www.biologi online 29 Juni 2010)

Selasa, 13 Juli 2010

sebuah tanggung jawab kita bersama dalam memaknai penggunaan air


Penghematan dan perawatan sumber air wujud tanggung jawab kita bersama
Penulis : Siti Rochmah Maulida
NIM : 2008.60.004
Secara substansial, kearifan lokal itu adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertingkah-laku sehari-hari masyarakat setempat. Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Pengertian di atas, disusun secara etimologi, di mana wisdom dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sebagai sebuah istilah wisdom sering diartikan sebagai ‘kearifan/kebijaksanaan’(dalam Nurma, 2007). Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat (local wisdom) sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman pra-sejarah hingga saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat (Wietoler, 2007), yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya, perilaku ini berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan berkembang secara turun-temurun, secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah budaya suku-suku bangsa yang tinggal di daerah itu.
Pada pembahasan kali ini akan dikaji secara khusus contoh kasus tentang pemanfaatan dan pengelolaan air yang dilakukan oleh warga gunung kidul pada umumnya, yang begitu tekun memanfaatkan air dengan prinsip-prinsip penghematan dan perawatan sumber-sumber mata air disekitarnya. Secara umum warga gunung kidul memasukkan aturan pada perawatan dan penghematan air didalam aturan adat didaerah tersebut, jadi inilah yang menjadi dasar masyarakat sekitar dalam merawat sumber air, menghemat air dan memberikan perhatian penuh pada pelestarian sumber-sumber air didaerah gunung kidul. Pada contoh kasus dibawah ini penulis mengambil contoh kasus yang didapatkan dari salah satu artikel Petrasa Wacana
Pusat Studi Manajemen Bencana  Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta di Website UPN Jogjakarta.
Didaerah Gunung Kidul masyarakat sudah hidup selama bertahun-tahun dengan kondisi wilayah yang kekeringan dan kekurangan air walaupun memiliki cadangan air bawah permukaan yang sangat besar jumlahnya, faktor geologis pada wilayah ini sebagai kawasan batugamping yang mengalami proses pelarutan, mengakibatkan pada bagian permukaan kawasan ini merupakan daerah yang kering, masyarakat memanfaatkan sumber-sumber air dari telaga-telaga kars dan gua-gua yang memiliki sumber-sumber air. Kearifan lingkungan masyarakat Gunung Kidul dalam mengelola lingkungannya dilakukan secara bergotong royong untuk menjaga sumber-sumber air yang ada dengan melakukan perlindungan dan membuat aturan-aturan adat yang memberikan  larangan-larangan kepada masyarakat ayang memberikan penilaian negatif dari dampak yang akan ditimbulkan bila tidak dilakukan, untuk dapat menjaga dan mengelola sumber-sumber air yang ada. Kebudayaan lokal pada suatu daerah harus tetap dijaga kelestariannya agar kondisi alamiah dari lingkungannya tetap terjaga, banyak program-program pemerintah yang dilakukan di wilayah Gunung Kidul dalam usaha pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air bawah permukaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah Gunung Kidul, tapi program-program yang telah dijalankan oleh pemerintah tidak menjadikan budaya lokal masyarakat sebagai referensi dalam menjalankan program pembangunan di wilayah ini, kawasan kars memiliki karateristik yang berbeda dari kondisi wilayah lainnya, proses pelarutan yang terjadi mengakibatkan adanya perubahan karakteristik dari batugamping, banyak pembangunan infrastruktur sistem perpipaan yang seharusnya dapat menyuplai kebutuhan air untuk masyarakat menjadi tidak berfungsi pada waktu tertentu akibat dari penyumbatan-penyumbatan aliran pipa yang di sebabkan oleh adanya proses pelarutan, pada batuan yang di lewati sumber airnya.
Banyak danau-danau kars yang tidak dapat berfungsi lagi akibat adanya pembangunan waduk di sekitar danau dan dilakukan pengerukan untuk memperdalam tampungan air dengan asumsi akan dapat menambah jumlah persediaan air, tapi justru hal ini harus di bayar mahal dengan hilangnya atau tidak berfungsinya danau akibat dari hilangnya sumber air yang ada masuk ke bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan hal ini disebabkan oleh hilangnya lapisan lumpur (terarosa) yang berfungsi sebagai penahan air. Sehingga banyak sistem perpipaan dan penampung air yang dibangun hanya menjadi sebuah monumen yang tidak dapat berfungsi. Sejak zaman dahulu masyarakat di wilayah Gunung Kidul telah hidup dalam kondisi kekeringan, namun mereka punya cara tersendiri untuk beradaptasi dengan alam di sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk kebutuhan sehari-hari dan lahan pertanian, ini terus berlangsung hingga sampai saat ini walaupun banyak orang yang sudah mulai meninggalkannya untuk mencari penghidupan di tempat lain yang biasanya di kota-kota besar, tetapi masyarakat di Kawasan Kars Gunung Kidul tetap melakukan kearifan lingkungan yang sudah menjadi budaya lokal yang masih tetap dikembangkan oleh masyarakat setempat. Banyak kearifan lingkungan di wilayah ini yang menjadi program bagi masyarakat untuk mengelola lingkungan dan sumberdaya air serta untuk mengembangkan pariwisata di kawasan kars baik wisata alam maupun wisata minat khusus gua.
Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pengelolaan kawasan lingkungan di kawasan kars dapat menjadi pelajaran bagi kita bersama dalam mengembangkan pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat untuk menjadi lebih baik. Kebudayaan masyarakat dan kearifan lingkungan masyarakat menjadi pilar utama dalam pengelolaan lingkungan kawasan kars berkelanjutan yang harus didorong bersama oleh masyarakat dan pemerintah dalam menata lingkungan dan sumberdaya air sehingga menjadi lebih baik.
Demikianlah dari sedikit yang bisa disampaikan penulis dalam ertikel ini, banyak manfaat yang didapatkan apabila kita membaca artikel dengan penuh perhatian dan pemahaman. Manfaat yang didapat adalah kita seharusnya sadar akan pemanfaatan sumber daya alam khususnya air, mungkin didaerah kita sekarang air begitu berlimpah dan tumpah ruah dengan kebnaykan asumsi orang tanpa batas dan tiada habis. Itulah sebagian opini atau pola pikir masyarakat yang pada umumnya terbangun. Mereka tidak sadar bahwa sumer air lama kelamaan akan berkurang seiring dengan begitu padatnya permukiman, penggalian galian C, penambangan liar, pemborosan air, global warming dan masih banyak yang lain penyebabnya. Oleh Karena begitu banyak manfaat dari air yang kita dapatkan untuk kelangsungan hidup kita,  sudah sewajibnya kita sebagai umat manusia yang mempunyai tanggung jawab moral dan sosial kepada generasi penerus kita untuk selalu memanfaatkan air dengan bijaksana dan tidak boros penggunaanya. Bersama-sama membangun kesadaran untuk melakukan aksi yang sederhana tetapi mempunyai manfaat besar bagi kehidupan dimasa datang untuk generasi penerus kita yang akan datang. Jika kita menilik pada daerah-daerah lain yang begitu riskan akan bencana kekeringan yang terus melanda, tentunya kita juga ikut merasakan itu sebagai pembelajaran kepada kita semua untuk perilaku kita dimasa yang akan datang.

















DAFTAR PUSTAKA
·        Nurma, ali Ridhwan. 2007. Landasan keilmuan kearifan lokal ( IBDA). Purwokerto.
·        Website :Petrasa Wacana Pusat Studi Manajemen Bencana  Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. 29 Juni 2010.


Selasa, 08 Juni 2010

sepenggal sajak untuk dia

ketika rembulan menerangi seisi bumi, tanpa sedikit bergumam kumerasakan begitu besar keikhlasan dalam memberikan kasih sayangnya pada bumi....kuteringat dalam kalbu engakau sebagai insan yang bersahaja dan tekun dalam memberikan kasih sayangmu kepada ku..

Rabu, 19 Mei 2010

lebih PD dengan training karyawan/

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
RANCANGAN PELATIHAN PADA DEPARTEMEN MARKETING PT RIYADHI MULYA UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MEMENANGKAN PERSAINGAN TENDER
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR SEMESTER III

DISUSUN OLEH :

1. Selamet Riyadi :2008-60-013
2. Sri Suryani :2008-60-020
3. Amin Munahar :2004-60-007
4. Muh. Taufik :2008-60-002


FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2009/2010






RANCANGAN PELATIHAN PADA DEPARTEMEN MARKETING PT RIYADHI MULYA UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MEMENANGKAN PERSAINGAN TENDER
A. Pelaksanaan
Tanggal : Jum’at , 11 Desember 2009
Waktu : Pukul 13.00 WIB – selesai
Tempat : Ruang Carl Rogers Fakultas Psikologi UMK Kab. Kudus

B. Peserta
Seluruh karyawan (masa kerja kurang dari 2 tahun) Divisi Pemenangan Tender Departemen Marketing PT Riyadhi Mulya.

C. Tujuan
a. Meningkatkan rasa percaya diri dan komitmen terhadap perusahaan.
b. Menyadarkan arti pentingnya tanggung jawab kerja dan totalitas kerja.
c. Menyadarkan arti pentingnya untuk bersikap jujur, sabar, dan berani mengambil resiko kerja.
d. Meningkatkan motivasi diri untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan khususnya dalam memenangkan tender di pasar global.

D. Metode pelatihan
a. Kuliah materi tentang kepercayaan diri dan komitmen terhadap perusahaan.
Trainer memberikan gambaran tentang konsep kepercayaan diri dan motivasi untuk menjadi percaya diri melalui kuliah atau penyampaian lisan, trainer memberikan gambaran tentang perusahaan mengenai tujuan pada departemen Marketing khususnya divisi pemenangan tender, trainer menjelaskan kelebihan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang sejenis, trainer menyebutkan keberhasilan para senior-senior terdahulu yang sering memenangkan pengadaan tender besar.

b. Refleksi dengan audio visual.
Peserta menyaksikan 2 video tentang rasa memupuk kepercayaan diri dalam kehidupan kerja dan pada umumnya

c. Permainan dalam ruangan : pelemparan pertanyaan dan performa individual sebagai bahan evaluasi sementara.

• Pertama permainan pelemparan pertanyaan : trainer memberikan sejumlah pertanyaan kepada peserta pelatihan untuk dijawab secara berebut diperkenankan sanggahan atau pendapat dari peserta lain jika ada. Hal ini untuk memupuk rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya kepada orang lain serta mencoba meyakinkan orang lain atas pendapatnya.
• Performa individual : memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk berekspresi dalam menuangkan pikiran, ide, gagasan dan kelebihannya didepan orang banyak. Pada sesi kali ini diharapakn peserta mempunyai keberanian dan kepercayaan diri dalam berpendapat dan ber ekspresi tentang sesuatu kompetensinya.

E. Tata tertib selama pelatihan
a. Peserta hadir 15 menit sebelum pelatihan dimulai diruang Carl Rogers Fakultas Psikologi UMK Kota Kudus.
b. Pelatihan dilaksanakan diruang tertutup dan nyaman.
c. Selama pelatihan dimulai dilarang ada keluar masuk keruang pelatihan karena akan mengganggu pelatihan.(kecuali alasan khusus)
d. Peserta wajib melaksanakan setiap perintah dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh trainer.
e. Peserta diwajibkan serius dan dengan hidmat mengikuti acara pelatihan.
f. Tetap menjaga etika dan sopan santun selam pelatihan.
g. Jika ada peserta yang kurang bisa mengendalikan diri untuk mentaati peraturan tata tertib dimohon keluar dari ruang pelatihan.