KETIKA TERJEBAK DALAM NARKOBA
Oleh Selamet Riyadi
Mahasiswa Fakultas Psikologi UMK
PENDAHULUAN
Artis sebagai publik figur selalu menjadi sorotan masyarakat dalam semua aktivitasnya. Masyarakat dalam melihat realitas artis yang ada tidak dengan sendiri tetapi dengan sarana atau bantuan media misalnya televisi, koran, internet dll. Masyarakat begitu menjadi sangat dekat dan kenal betul dengan sosok para artis, lebih-lebih yang mereka gandrungti/favoritkan. Banyak diantara masyarakat kita, terutama para remaja yang sampai pada peniruan gaya/model artis tertentu dalam kehidupan sehari-harinya dengan alasan karena mereka Ngefans abies dengan sosok artis tersebut. Semuanya berjalan nampak wajar didalam masyarakat kita jika saja yang ditiru adalah perilaku positif, tetapi bilamana para artis memberikan contoh kepada masyarakat kita dengan contoh yang diluar norma yang ada dimasyarakat dan cenderung merusak?? Tentunya sudah menjadi kewajiban kita sebagai masyarakat untuk menolak dan melindungi diri dari perilaku yang tidak layak ditiru.
Salah satu contoh adalah penggunaan narkoba yang melanda para artis kita. Selama beberapa tahun ini ada stereotip yang ada disebagian masyarakat bahwa kalangan artis Indonesia dekat dengan yang namanya dunia narkoba, baik sebagai pengguna ataupun sebagai pengedar. Berbagai contoh artis dapat kita temui yang terkena kasus narkoba misalnya Roy Marten, Revaldo, Sheila dll. Stereotip yang melanda para artis dengan image yang dekat dengan narkoba, bagaimana harus menyikapinya baik dari kalangan internal artis sendiri ataupun dari luar kalangan artis agar semua hal tersebut dapat diminimalisir damppak negatifnya? Dalam makalah ini akan dihadirkan sebuah studi kasus salah satu artis yang terjebak dalam narkoba selama kurang lebih 10 tahun lamanya beserta tinjauan secara psikologis.
ISI
Gambaran Awal Kasus
Salah satu artis Indonesia yakni Drummer group band padi, Surendro Prasetyo atau yang akrab dipanggil Yoyo pada Minggu( 27/2) dini hari sekitar pukul 00.30 Wib di kamar 40 BA lantai 40 Apartemen Sudirman park, Jakarta Pusat ditangkap pihak kepolisian karena terlibat kasus narkoba (www.seputarindonesia.com). Yoyo ditangkap dengan sejumlah barang bukti yang ada dikamarnya yakni sabu-sabu dan alat penghisapnya. Dalam keterangan di Harian seputar Indonesia tanggal 28 Februari 2011 Kombes Pol Siswandi mengungkapkan bahwa Yoyo telah mengkonsumsi Narkoba selama 10 tahun, semula mengkonsumsi Heroin dan baru 4-5 bulan ini beralih kesabu-sabu. Hal ini menambah daftar panjang para artis Indonesia yang terkena kasus narkoba diantaranya Roy marten, Revaldo, Sammy mantan vokalis Kerispatih dan Sheila Marcia. Semuanya merasakan akibat dari perilakunya yakni dengan dipenjara selama beberapa tahun lamanya.
Narkoba Dan Perilaku pengguna
Narkoba/narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika). Pada kasus ini Yoyo menggunakan narkoba jenis sabu sabu yang tergolong dalam narkotika golongan I sesuai UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Sabu-sabu (methamphetamine) merupakan zat psikotropika yang sama-sama memiliki dampak yang berbahaya jika digunakan, seperti ganja, kokain, dan opium. Perilakunya tergolong perilaku abnormal yakni ketergantungan obat-obatan terlarang, karena kita tahu selama 10 tahun lamanya yoyo menggunakan obat-obatan jenis heroin dan sabu-sabu. Hal ini sedikit banyak mengganggu baik secara fisik atau psikis penggunanya. Menurut Wess & Mirin, 1987 Orang-orang yang memiliki ketergantungan obat pada umumnya memiliki pola umum yang hampir sama yakni eksperimentasi, penggunaan rutin dan ketergantungan ( Psikologi Abnormal, Nevid dkk). Selama ini Yoyo secara sadar atau tidak sadar mengalami fase tersebut, pertama fase eksperimentasi yang merupakan fase dimana pengguna obat secara berkala dan membuat dirinya merasa nyaman, tetapi subjek kapanpun bisa menghentikannya. Kedua fase rutin, pengguna mulai mengatur hidupnya untuk mulai mendapatkan dan menggunakan obat. Pada fase ini seseorang akan lebih sibuk dengan obat-obatan sehingga pekerjaan dan keluarga terabaikan. Hal ini pun terbukti dengan retaknya rumah tangga Yoyo yang berakhir dengan perceraian. Ketiga, yakni fase ketergantungan pada fase ini pengguna tidak berdaya untuk menolak penggunaan obat tersebut, yang ada dalam hal ini pengguna akan terus menggunakannya jika tidak ada sesuatu yang menghentikannya. Ketiga fase tersebut merupakan gambaran dari pengguna obat-obatan terlarang yang akan terus berputar seperti itu apabila tidak segera tertangani.
Analisis Penggunaan Narkoba
Dalam kasus Yoyo, penyebab dari tingkah laku patologis yang dilakukannya tidak dapat dianalisis dari satu sudut pandang saja tetapi menggunakan sudut pandang yang kompleks. Yoyo kita kenal sebagai publik figur yang sangat dikenal publik memiliki reputasi yang bagus dalam bermain musik bersama group band Padi. Dalam dunia keartisan sendiri menurut Kriminolog UI Erlangga Masdiana “ Narkoba dipakai para artis untuk meningkatkan penampilan di panggung hiburan. Dengan narkoba, artis pada umumnya menganggap kepercayaan diri mereka bisa naik, inspirasi mereka bertambah, bahkan kreativitasnya dalam seni meningkat” ( seputar Indonesia.com ). Hal tersebutlah yang mendorong dan menjadi salah satu faktor mengapa banyak artis yang menggunakan narkoba dalam hidupnya, tak terkecuali Yoyo Padi. Selain itu Gaya hidup kebanyakan artis yang glamor dan banyak uang berlebih nampaknya menjadi faktor yang memudahkan Yoyo membeli dan memakai narkoba. Dilain pihak, Para artis khususnya musisi dituntut untuk tampil maksimal diatas panggung, terlebih lagi mereka mempunyai banyak fans fanatik. Hal tersebut merupakan tekanan mental tersendiri bagi mereka. Apabila salah menafsirkan, mereka akan terjebak dalam jalan pintas dengan menggunakan narkoba. Memang benar beberapa obat terlarang misalnya Heroin akan membuat mereka tampil rileks, tidak cemas dan tidak tegang diatas panggung. Tetapi dalam jangka panjang akan menjadikan ketergantungan. Hal inilah yang membahayakan keadaan mental dan fisik penggunanya. Salah satu faktor terpenting yang kemungkinan besar membuat Yoyo menjadi pengguna adalah lingkungan sosialnya. Dalam hal ini teman sebayanya yang dia kenal dengan dekat. Dalam salah satu penelitian disebutkan penggunaan obat oleh teman sebaya dan pengaruh teman sebaya untuk menggunakan obat, merupakan pengaruh penting dalam dalam menentukan penggunaan alkohol dan obat dikalangan remaja ( Psikologi Abnormal: 30, Nevid dkk ). Dalam kasus Yoyo jika kita mengetahui latar belakang pekerjaan sebagai musisi yang sering tampil diberbagai kota dan tempat, menyebabkan kurangnya berinteraksi dengan keluarga. Hari hari dihabiskan dengan teman-temannya selama kurun waktu yang cukup lama, lebih-lebih jika kita menengok 10 tahun kebelakang dimana group band Padi yang masih sangat populer mengakibatkan jadwal manggung yang padat. Konsekuensi inilah yang menyebabkan Yoyo lebih lama dengan teman-temannya dan disanalah dimungkinkan terjadi perilaku penggunaan narkoba tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Melihat maraknya artis yang tertangkap sebagai pengguna narkoba, menimbulkan keprihatinan yang sangat mendalam bagi kita. Artis sebagai publik figur yang dikenal banyak orang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma yang ada didalam masyarakat. Mereka selayaknya memberi contoh dalam berperilaku dengan baik. Apabila mereka sedikit salah melangkah tentu akan menimbulkan efek yang luar biasa dimasyarakat, seperti kasus yoyo, sudah pasti image nya hancur dengan label “pecandu narkoba” bukan lagi sebagai Drummer sebuah group band Padi. Inilah konsekuensi logis apabila artis melakukan hal-hal yang melanggar norma, mereka akan mendapatkan sanksi hukum dan sosial. Seharusnya kita semua, khususnya para artis layak menjadikan kasus ini sebagai momentum untuk memperbaiki perilaku kita sesuai dengan norma yang ada dimasyarakat, misalnya berhenti menjadi pecandu narkoba. Dalam usaha melakukan pencegahan dan pengobatan Menurut Guru besar Psikologi UI Sarlito wirawan mengusulkan agar para artis membuat semacam forum diskusi maupun perkumpulan untuk mencegah maupun mengobati penggunaan narkoba dikalangan mereka ( seputarindonesia.com). Peran para artis yang tidak terjebak narkoba atau yang telah sembuh dari penggunaan narkoba sebetulnya mampu memberikan pencerahan kepada mereka yang terjebak untuk keluar dari penggunaan obat-obatan tersebut. karena komunikasi yang efektif akan berlangsung dari anggota dalam suatu komunitas itu bukan dari luar komunitas tersebut.
Daftar pustaka
• Nevid dkk. Psikologi Abnormal. Penerbit erlangga. 2005: Jakarta.
• www. Seputarindonesia.com. Narkoba, Pelarian salah para artis. 28 februari 2011.
• Undang-Undang Republik indonesia No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
• Kartono, kartini. Patologi sosial. Raja grafindo persada. 2003 : Jakarta.
skip to main |
skip to sidebar
sebuah kehidupan tidak akan berkembang menuju ke yang lebih baik jikalau tanpa perubahan yang radikal dan sungguh - sunnguh, itulah yang menurut saya sebagai evolusi kehidupan
Free Blogger Templates
This is a Multi Color template one page layout provided by TemplatesBlock.com for free of charge. There are 2 background graphics provided in the "images" folder. You may choose the one you like. Enjoy!
DetailsTotal Tayangan Halaman
semangat dan pasti bisa
Blog Archive
About Me
- yadi everything is OK
- kudus, jateng, Indonesia
- Segalanya bisa kita raih dengan semangat perjuangan yang kuat dan hati yang ikhlas
Makalah
Psikologi kepribadian timur Teori kepribadian Jen dari Hsu
Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi kepribadian II
Dosen pengampu: Agus Sisnowo, M. Si
Disusun oleh:
1.Selamet Riyadi NIM : 2008-060-013
2.Sri Suryani NIM : 2008-060-020
3.Amin Munahar NIM : 2004-060-007
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Kampus: Gondangmanis Bae Kudus PO.BOX.53
Telp. (0291) 438229 Fax. (0291) 437198
A.Riwayat singkat
Francis L.K Hsu adalah warga negara USA keturunan Cina. Ia adalah sarjana filsafat, antropologi, kesusasteraan Cina klasik dan psikologi. Dengan keahlian dalam ilmu – ilmu tersebutt Hsu menyusun konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian menurut psikologi barat (eropa dan amerika). Teorinya disebut teori kepribadian Jen dari sastra Cina, yang berarti manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Konsep tersebut ditulis dalam majalah American anthropologist vol. 73 tahun 1971 dengan judul psychologist homeostatis and Jen (pp. 23 - 44). Konsep kepribadian selaras untuk menganalisis jiwa manusia masyarakat timur, misalnya Cina, Jepang, Asia, termasuk juga Indonesia ( koentjaraningrat, 1992, p. 129 ).
Struktur kepribadian dan jiwa manusia timur digambarkan sebagai lingkaran – lingkaran yang konsentris. Tiap – tiap lingkaran menggambarkan suatu alam kehidupan jiwa manusia dengan berbagai macam isinya, yakni persepsi, tanggapan, pengetahuan, ingatan,, sampai pada keinginan-keinginan dan nafsu-nafsu manusia. Konsep kepribadian timur ini bermaksud untuk menganalisis kepribadian jiwa manusia berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya. Hal ini menghindari penilaian psikologi barat yang menganalisis kepribadian manusia bersifat individualistis dan seolah olah manusia merupakan mahluk yang berdiri sendiri. Maka pada teori yang disampaikan Hsu ialah pendekatan kepribadian lebih ke pendekatan sosial budaya.
B. POKOK-POKOK TEORI
Hsu menggambarkan lingkungan alam kehidupan jiwa atau kepribadian manusia itu ada delapan lingkaran yang konsentris. Lingkaran – lingkaran tersebut hanya tehnis analisis, tentu kenyataan tidak matematis, sehingga gambarannnya bukan lingkaran persis, tetapi gambraran yang mengelilingi atau mengitari individu.
1.lingkaran ke 7 sebagai pusatnya, jadi paling dalam, untuk menggambarkan kehidupan jiwa yang tidak disadari. Isi dari bagian lingkaran ke 7 ini ialah semua cipta, rasa, karsa, yang semula disadari , tetapi lalu ditekan atau didesak masuk kedalam tidak sadaran, lama- lama menjadi tidak disadari.
2.lingkaran ke 6 yang terletak diluar lingkaran ke7, tetapi sepusat dengan lingkaran ke7 tadi, merupakan lapisan bawah sadar atau subsadar. Lapisan ini berbatasan dengan lingkaran berikutnya, yakni lingkaran ke5. lapisan ke6 ini isinya sama dengan lapisan ke7, hanya berbeda tingkat ketidaksadarannya. Maka kedua lingkaran ini disebut lapisan lingkaran tidak sadar. Dua lapisan paling dalam ini mirip dengan konsep sigmund freud, sebagai lapisan das es atau Id.
3.lingkaran ke5 adalah menggambarkan lapisan kesadaran jiwa, tetapi tidak dinyatakan. Isinya mengenai pikiran-pikiran dan gagasan yang disadari penuh individu yang bersengkutan, tetapi tidak pernah dinyatakan kepada orang lain siapapun, jadi tetap diimoan saja dalam kesadaran. Mengapa isi kesadaran tersebut tidak dinyatakan kepaada orang lain, mungkin ada beberapa alasan, anatara lain :
a.ia takut salah atau takut dimarahi orang lain, atau malu, karena mempunyai maksud jahat.
b.Ia enggan menyatakannya karena takut tidak mendapat respon baik atau bahkan ditolak.
c.Ia malu karena takut ditertawakan oleh orang lain.
d.Ia tidak mempunyai atau tidak menemukan kata-kata atu perumusan yang cocokuntuk menyatakan gagasan tadi pada orang lain.
4.lingkaran lapisan ke4, disebut lapisan kesdaran yang dinyatakan. Isinya adalah pikitran- pikiran, gagasan – gagasan, perasaan-perasaan, dsb yang dapat dinyatakan secara terbuka kepada orang lain, dan dapat diterima dengan mudah oleh sesamanya. Misalnya : simpati, kegembiraan, kemarahan, pendapat, gagasan, keinginan dsb. Jadi isi lapisan ke4 ini adalah bahan-bahan untuk berkomunikasi dengan siapapun, baik dirumah, sekolah, tempat kerja, masyarakat dsb.
5.lingkaran ke3, disebut lapisan lingkaran hubungan karib atau hubungan akrab, disebut juga hubungan dekat. Berisi tentang : konsepsi – konsepsi tentang orang, benda, binatang yang diajak komunikasi oleh individu secara intim atau eksklusif. Pergaulan karib ini biasanya digunakan individu untuk tempat berlindung, curhat, tempat menghilangkan tekanan batin. Pendukung pada lapisan ini adalah dalam hal kejiwaan individu adalah : orang tua, sahabat, saudara, teman dekat dsb. Lingkaran kejiwaan ke3 ini sebagai dasar kehidupan kerohanian manusia dan bersama lingkunagnnya hidup jiwa ke4 menjadi dasar untuk membangun kehidupan pribadi yang aman, tentaram, harmonis, stabil, sekaligus dinamis. Atau yang disebut homeostatis psikologis.
6.lingkungan kehidupan kejiwaan dengan hubungan kegunaan, digambarkan dengan lingkaran ke2. misalnya : hubungan antar pedagang pembeli, mandor karayawan, jadi hubunagn ini tidak perlu pada sampai hubungan karib atau dekat.
7.lingkaran no 1 sebagai gambaran lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam jiwa tentang manusia, benda-benda, pengetahuan, adat, dsb jarang sekali memberi pengaruh langsung kepada kehidupan manusia karena dianggap tidak dekat atau jauh dengan individu yang bersangkutan. Karena tidak ada tempat dan fungsi langsung dalam kehidupan mereka pada setiap harinya.
8.lingkaran no 0 lingkatran yang paling luar, dapat disebut dengan hubungan luar. Berisi : pikiran – pikiran dan anggapan – anggapan yang mirip denagn isi pada lingkaran no 1. tetapi ada beberapa perbedaan yaitu :
a.isi kejiwaan dalam lingkaran no 1 adalah hal- Hal diluar masyarakat individu yang bersangkutan, tetapi masih dalam lingkungan bangsa dan negaranya.
b.Isi kejiwaan dalam no 0 tekah terletak diluar masyarakat dan bangsa dari individu yang bersngkutan. Misal tentang hubungan antar individu dengan negara asing seperti Prancis, bagi orang awam merupakan hubungan yang sangat jauh dengan kehidupannya. Tetapi bagi orang yang mungkin punya kenangan dengan negara- negara akan masuk dalam kejiwaannya.
D. kesimpulan
Sebagian besar isi kejiwaan manusia, misalnya pengetahuan, pengertiannya tentang adat istiadat, kebudayaan, lingkungan, nilai-nilai dan norma, pandangan hidup, menurut psikologi barat terkandung dalam kepribadian manusia. Hal inilah yang menjadi konsep ego. Hsu berpendapat, bahwa manusia memerlukan suatu daerah isi jiwa tambahan, untuk memuaskan suatu kebutuhan kejiwaan yang bersifat mendasar dalam hidupnya.
Daerah pada 7,6,5 merupakan daerah kepribadian manusia dan daerah no 3 merupakan yang merupakan daerah mendasar tadi, berisi tentang cinta, kemesraan, dan juga rasa takut yang hakiki, mendasar, fundamental dalam kehidupan manusia. Misalnya adanya iman dan takwa terhadap tuhan YME, adanya ideologi, pandangan hidup, agama, merupakan sasaran bagi kebaktian mutlak manusia. Isi –isi kejiwaan semacam ini terdapat pada no 3, denagn demikian manusia mampu menjalani hidup dengan selaras dan seimbang, dapat hidup harmonis.
Dengan konsep psiko-sosiogram, hsu mengusulkan konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian barat. Konsep ini adalah konsep Jen, konsep menurut agama budha di Cina. Jen berarti manusia yang berjiwa selaras dan berkepribadian. Dengan arti bahwa manusia mampu menjaga hubungan antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan serius, kepada siapa dapat mencurahkan rasa cinta, kemesraan, dan baktinya.
Daerah lingkaran 4 dan 3 merupakan daerah ranah psikologi homeostatis, yakni yang berjiwa selaras dalam individu manusia.Konsep kepribadian timur yang dikemukakan oleh Hsu dimaksudkan untuk tidak membatasi manusia yang hanya mahluk individual, tetapi tetap berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya
.
E. BAGAN LINGKARAN TEORI KEPRIBADIAN JEN dari HSU
Keterangan gambar
1.lingkaran 7 merupakan lingkaran lapisan tidak sadar
2.lingkaran 6 merupakan lingkaran lapisan bawah sadar, kedua lingkaran serupa dengan konsep freud.
3.lingkaran no 5 kesadaran yang tidak dinyatakan.
4. lingkaran 4, kesadaran yang dinyatakan.
5.lingkaran no 3, hubungna karib. Lingkaran 3 dan 4 merupakan konsep psikologi homeostastis/berjiwa selaras.
6.lingkaran no 2, hubungan berguna.
7.lingkaran 1, hubungan jauh.
8.lingkaran 0, dunia luar
DAFTAR PUSTAKA
Ki fudyartanto. Psikologi kepribadian timur. Pustaka pelajar. 2003; Jakarta.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
Psikologi kepribadian timur Teori kepribadian Jen dari Hsu
Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi kepribadian II
Dosen pengampu: Agus Sisnowo, M. Si
Disusun oleh:
1.Selamet Riyadi NIM : 2008-060-013
2.Sri Suryani NIM : 2008-060-020
3.Amin Munahar NIM : 2004-060-007
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Kampus: Gondangmanis Bae Kudus PO.BOX.53
Telp. (0291) 438229 Fax. (0291) 437198
A.Riwayat singkat
Francis L.K Hsu adalah warga negara USA keturunan Cina. Ia adalah sarjana filsafat, antropologi, kesusasteraan Cina klasik dan psikologi. Dengan keahlian dalam ilmu – ilmu tersebutt Hsu menyusun konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian menurut psikologi barat (eropa dan amerika). Teorinya disebut teori kepribadian Jen dari sastra Cina, yang berarti manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Konsep tersebut ditulis dalam majalah American anthropologist vol. 73 tahun 1971 dengan judul psychologist homeostatis and Jen (pp. 23 - 44). Konsep kepribadian selaras untuk menganalisis jiwa manusia masyarakat timur, misalnya Cina, Jepang, Asia, termasuk juga Indonesia ( koentjaraningrat, 1992, p. 129 ).
Struktur kepribadian dan jiwa manusia timur digambarkan sebagai lingkaran – lingkaran yang konsentris. Tiap – tiap lingkaran menggambarkan suatu alam kehidupan jiwa manusia dengan berbagai macam isinya, yakni persepsi, tanggapan, pengetahuan, ingatan,, sampai pada keinginan-keinginan dan nafsu-nafsu manusia. Konsep kepribadian timur ini bermaksud untuk menganalisis kepribadian jiwa manusia berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya. Hal ini menghindari penilaian psikologi barat yang menganalisis kepribadian manusia bersifat individualistis dan seolah olah manusia merupakan mahluk yang berdiri sendiri. Maka pada teori yang disampaikan Hsu ialah pendekatan kepribadian lebih ke pendekatan sosial budaya.
B. POKOK-POKOK TEORI
Hsu menggambarkan lingkungan alam kehidupan jiwa atau kepribadian manusia itu ada delapan lingkaran yang konsentris. Lingkaran – lingkaran tersebut hanya tehnis analisis, tentu kenyataan tidak matematis, sehingga gambarannnya bukan lingkaran persis, tetapi gambraran yang mengelilingi atau mengitari individu.
1.lingkaran ke 7 sebagai pusatnya, jadi paling dalam, untuk menggambarkan kehidupan jiwa yang tidak disadari. Isi dari bagian lingkaran ke 7 ini ialah semua cipta, rasa, karsa, yang semula disadari , tetapi lalu ditekan atau didesak masuk kedalam tidak sadaran, lama- lama menjadi tidak disadari.
2.lingkaran ke 6 yang terletak diluar lingkaran ke7, tetapi sepusat dengan lingkaran ke7 tadi, merupakan lapisan bawah sadar atau subsadar. Lapisan ini berbatasan dengan lingkaran berikutnya, yakni lingkaran ke5. lapisan ke6 ini isinya sama dengan lapisan ke7, hanya berbeda tingkat ketidaksadarannya. Maka kedua lingkaran ini disebut lapisan lingkaran tidak sadar. Dua lapisan paling dalam ini mirip dengan konsep sigmund freud, sebagai lapisan das es atau Id.
3.lingkaran ke5 adalah menggambarkan lapisan kesadaran jiwa, tetapi tidak dinyatakan. Isinya mengenai pikiran-pikiran dan gagasan yang disadari penuh individu yang bersengkutan, tetapi tidak pernah dinyatakan kepada orang lain siapapun, jadi tetap diimoan saja dalam kesadaran. Mengapa isi kesadaran tersebut tidak dinyatakan kepaada orang lain, mungkin ada beberapa alasan, anatara lain :
a.ia takut salah atau takut dimarahi orang lain, atau malu, karena mempunyai maksud jahat.
b.Ia enggan menyatakannya karena takut tidak mendapat respon baik atau bahkan ditolak.
c.Ia malu karena takut ditertawakan oleh orang lain.
d.Ia tidak mempunyai atau tidak menemukan kata-kata atu perumusan yang cocokuntuk menyatakan gagasan tadi pada orang lain.
4.lingkaran lapisan ke4, disebut lapisan kesdaran yang dinyatakan. Isinya adalah pikitran- pikiran, gagasan – gagasan, perasaan-perasaan, dsb yang dapat dinyatakan secara terbuka kepada orang lain, dan dapat diterima dengan mudah oleh sesamanya. Misalnya : simpati, kegembiraan, kemarahan, pendapat, gagasan, keinginan dsb. Jadi isi lapisan ke4 ini adalah bahan-bahan untuk berkomunikasi dengan siapapun, baik dirumah, sekolah, tempat kerja, masyarakat dsb.
5.lingkaran ke3, disebut lapisan lingkaran hubungan karib atau hubungan akrab, disebut juga hubungan dekat. Berisi tentang : konsepsi – konsepsi tentang orang, benda, binatang yang diajak komunikasi oleh individu secara intim atau eksklusif. Pergaulan karib ini biasanya digunakan individu untuk tempat berlindung, curhat, tempat menghilangkan tekanan batin. Pendukung pada lapisan ini adalah dalam hal kejiwaan individu adalah : orang tua, sahabat, saudara, teman dekat dsb. Lingkaran kejiwaan ke3 ini sebagai dasar kehidupan kerohanian manusia dan bersama lingkunagnnya hidup jiwa ke4 menjadi dasar untuk membangun kehidupan pribadi yang aman, tentaram, harmonis, stabil, sekaligus dinamis. Atau yang disebut homeostatis psikologis.
6.lingkungan kehidupan kejiwaan dengan hubungan kegunaan, digambarkan dengan lingkaran ke2. misalnya : hubungan antar pedagang pembeli, mandor karayawan, jadi hubunagn ini tidak perlu pada sampai hubungan karib atau dekat.
7.lingkaran no 1 sebagai gambaran lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam jiwa tentang manusia, benda-benda, pengetahuan, adat, dsb jarang sekali memberi pengaruh langsung kepada kehidupan manusia karena dianggap tidak dekat atau jauh dengan individu yang bersangkutan. Karena tidak ada tempat dan fungsi langsung dalam kehidupan mereka pada setiap harinya.
8.lingkaran no 0 lingkatran yang paling luar, dapat disebut dengan hubungan luar. Berisi : pikiran – pikiran dan anggapan – anggapan yang mirip denagn isi pada lingkaran no 1. tetapi ada beberapa perbedaan yaitu :
a.isi kejiwaan dalam lingkaran no 1 adalah hal- Hal diluar masyarakat individu yang bersangkutan, tetapi masih dalam lingkungan bangsa dan negaranya.
b.Isi kejiwaan dalam no 0 tekah terletak diluar masyarakat dan bangsa dari individu yang bersngkutan. Misal tentang hubungan antar individu dengan negara asing seperti Prancis, bagi orang awam merupakan hubungan yang sangat jauh dengan kehidupannya. Tetapi bagi orang yang mungkin punya kenangan dengan negara- negara akan masuk dalam kejiwaannya.
D. kesimpulan
Sebagian besar isi kejiwaan manusia, misalnya pengetahuan, pengertiannya tentang adat istiadat, kebudayaan, lingkungan, nilai-nilai dan norma, pandangan hidup, menurut psikologi barat terkandung dalam kepribadian manusia. Hal inilah yang menjadi konsep ego. Hsu berpendapat, bahwa manusia memerlukan suatu daerah isi jiwa tambahan, untuk memuaskan suatu kebutuhan kejiwaan yang bersifat mendasar dalam hidupnya.
Daerah pada 7,6,5 merupakan daerah kepribadian manusia dan daerah no 3 merupakan yang merupakan daerah mendasar tadi, berisi tentang cinta, kemesraan, dan juga rasa takut yang hakiki, mendasar, fundamental dalam kehidupan manusia. Misalnya adanya iman dan takwa terhadap tuhan YME, adanya ideologi, pandangan hidup, agama, merupakan sasaran bagi kebaktian mutlak manusia. Isi –isi kejiwaan semacam ini terdapat pada no 3, denagn demikian manusia mampu menjalani hidup dengan selaras dan seimbang, dapat hidup harmonis.
Dengan konsep psiko-sosiogram, hsu mengusulkan konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian barat. Konsep ini adalah konsep Jen, konsep menurut agama budha di Cina. Jen berarti manusia yang berjiwa selaras dan berkepribadian. Dengan arti bahwa manusia mampu menjaga hubungan antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan serius, kepada siapa dapat mencurahkan rasa cinta, kemesraan, dan baktinya.
Daerah lingkaran 4 dan 3 merupakan daerah ranah psikologi homeostatis, yakni yang berjiwa selaras dalam individu manusia.Konsep kepribadian timur yang dikemukakan oleh Hsu dimaksudkan untuk tidak membatasi manusia yang hanya mahluk individual, tetapi tetap berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya
.
E. BAGAN LINGKARAN TEORI KEPRIBADIAN JEN dari HSU
Keterangan gambar
1.lingkaran 7 merupakan lingkaran lapisan tidak sadar
2.lingkaran 6 merupakan lingkaran lapisan bawah sadar, kedua lingkaran serupa dengan konsep freud.
3.lingkaran no 5 kesadaran yang tidak dinyatakan.
4. lingkaran 4, kesadaran yang dinyatakan.
5.lingkaran no 3, hubungna karib. Lingkaran 3 dan 4 merupakan konsep psikologi homeostastis/berjiwa selaras.
6.lingkaran no 2, hubungan berguna.
7.lingkaran 1, hubungan jauh.
8.lingkaran 0, dunia luar
DAFTAR PUSTAKA
Ki fudyartanto. Psikologi kepribadian timur. Pustaka pelajar. 2003; Jakarta.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.