I. LATAR BELAKANG MASALAH
Kawasan Pegunungan Muria dengan Pucak 29 (baca: songolikur) di ketinggian 1602 M dpl secara administratif terletak di Jawa Tengah, tepatnya di tiga kabupaten yaitu: Kudus, Jepara, dan Pati. Luas hutan keseluruhan Gunung Muria mencapai 69.812,08 ha, terdiri dari wilayah Kabupaten Jepara 20.096, 51 ha, kemudian 47.338 ha masuk wilayah Kabupaten Pati dan 2.377,57 ha berada dalam wilayah Kabupaten Kudus.
Adapun kekayaan Gunung Muria yang dicatat oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati, antara lain berupa sekitar 80 jenis pohon, palem-paleman, dan rumput-rumputan. Jenis pohon hasil dari penanaman, seperti mahoni (Swietenia mahagony) yang ditanam tahun 1942, tusam (Pinus merkusii) yang ditanam tahun 1944, sengon (Albizzia falcate) yang ditanam sporadis, eucalyptus deglupa dan kopi yang mulai ditanam tahun 1942. Dari sisi fauna, dijumpai paling tidak lima jenis ular senduk (Kobra Jawa), sanca hijau, welang, weling, kera, landak, tupai, trenggiling, babi hutan, musang, ayam hutan, kijang, macan tutul, burung trucuk, kutilang, kacer kembang, lutung, cucak hijau, cucak kembang, ledekan, elang, rangkong, plontang, tekukur, gelatik, kuntul, prenjak, perkutut, ciblek, burung madu, truntung, pelatuk bawang, branjangan, burung hantu, dan brubut. (Kompas, 2003).
Berbagai kekayaan jenis satwa dan tumbuhan merupakan ‘aset’ bagi kawasan pengunungan Muria, khususnya bagi masyarakat lokal yang ada di kawasan tersebut dan ini merupakan “amunisi” masyarakat lokal untuk dapat berperan aktif dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati (Widjanarko, 2004).
Mengacu pada pendapat Kurt Lewin (dalam Brigham, 1991), perilaku merupakan fungsi dari peran seseorang dalam berhubungan dengan lingkungan. Hal ini dikenal dengan formula B = f (P,E) bahwa perilaku (Behaviour) harus dipahami sebagai fungsi dari interaksi antara orang (Person) dengan lingkungan (Environmnet) baik yang sifatnya fisik maupun sosial. Karakteristik seseorang mencakup peran yang dimiliki, sehingga dapat dikatakan peran akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Seorang individu yang mempunyai peran positif terhadap kelestarian alam, akan cenderung berperilaku yang mendukung kelestarian alam. Mengingat penyebab kerusakan alam adalah perilaku manusia, maka solusi yang tepat bagi masalah tersebut tentunya harus berawal dari perubahan perilaku (Dwyer dkk dalam Sadava & McCreary, 1997). Untuk sampai pada perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan, terlebih dulu kita harus memperbaiki sikap, dalam hal ini dimulai dengan mengubah cara pandang kita terhadap alam, agar kita dapat memiliki peran menjaga kelestarian lingkungan.
Banyak aktivitas kegiatan lingkungan dilakukan oleh instansi pemerintah, organisasi non pemerintah dan mahasiswa pecinta alam (MAPALA) yang dimulai dari serasehan, diskusi, seminar, lokakarya sampai pada pendidikan dan pelatihan (diklat), yang kesemuanya dilakukan untuk menggugah kesadaran dan mengajak manusia dewasa agar dapat mengembangkan rasa peduli dan memiliki sikap kritis terhadap permasalahan lingkungan ataupun pada pengelolaan sumber daya alam, akan tetapi proses pembelajaran pada manusia dewasa seringkali mengalami hambatan untuk implementasinya manakala berhadapan dengan rutinitas kerja dan birokrasi pekerjaan ditambah lagi dengan kebijakan-kebijakan di sektor lingkungan hidup yang ‘lemah’ implementasinya.
Muria Research Center (MRC) Indonesia dengan komitmen untuk mengkaji lingkungan hidup memerlukan sumber daya manusia yang memiliki empati, kemampuan analisa yang terstruktur untuk melakukan tindakan ilmiah seperti: menganalisa, memprediksi dan memberikan pendidikan kritis pada masyarakat akibat kejadian perubahan alam atau tindakan dari perilaku manusia (eksploitasi). Hal ini sebagai bagian dari rasa kemanusian untuk melakukan pengabdian pada masyarakat.
II. KERANGKA KERJA ANALISIS MASALAH
Masalah Akibat Penyebab Solusi
Kurangnya kesadaran masyarakat baik di sekitar pegunungan muria atau lereng pegunungan muria dalam mengenal, menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati. Hal ini sangat minim sekali dilaksanakan di kalangan generasi muda di sekitar kabupaten Kudus dalam berbagai bentuk kegiatan lingkungan. 1. Minimnya pengetahuan masyarakat generasi Muda tentang keanekaragaman hayati di pegunungan muria.
2. Berkurangnya keanekaragamn hayati karena perburuan liar, penebangan liar dll.
3. Kerusakan hutan yang semakin besar.
4. Perilaku masyarakat (generasi muda ) yang cenderung tidak peduli. 1. Minimnya sarana atau kegiatan yang mendukung untuk lingkungan khususnya mengenal dan menjaga keanekaragaman hayati pegunungan Muria.
2. Kegiatan disekolah yang jarang sekali melibatkan siswa dalam kegiatan lingkungan dipegunungan Muria.
3. Peran pemerintah dalam memberikan sarana dan fasilitas bagi pendidikan lingkungan bagi generasi muda yang masih rendah. Diadakanya kemah Konservasi dengan tema “‘Mengenal Keanekaragaman Hayati Muria’
III. RENCANA KERJA ADVOKASI
TUJUAN DAN SASARAN TARGET ADVOKASI ORGANISASI TAKTIK KEGIATAN JANGKA WAKTU
1. Mengenalkan instrumen lingkungan pada siswa-siswi SMA di Kabupaten kudus
2. Membekali pengetahuan teori dan praktek konservasi pada siwa-siswi SMA di Kabupaten Kudus
Siswa-siswi SMA sederajat diseluruh kabupaten Kudus. 1. MRC Indonesia (sebagai pelaksana, pemateri dan kepanitian)
2. Paguyuban masyarakat Pelindung Hutan (PMPH) Colo, kec Dawe Kudus.(pemateri )
3. Dinas Lingkungan HIdup Kudus(pemateri).
4. Sekolah SMA dan SMK sederajat di Seluruh Kab.kudus(peserta: delegasi pengiriman siswa).
5. Dinas pendidikan dan pemuda olah raga Kab. Kudus( izin rekomendasi). 1. Teori tentang pembekalan kegiatan konservasi.
2. Praktek kegiatan konservasi keanekaragaman hayati dipegunungan muria(mengukur debit air,birdwatching,penggunaan GPS dll.) Sabtu-Minggu, tanggal 07-08 Mei 2011
IV. MEDIA ADVOKASI
Dalam kegiatan Kemah konservasi kali ini kami menggunakan beragam media advokasi, yaitu :
a. Sticker.
b. Penyampaian materi untuk memperkaya pengetahuan peserta.
c. Materi dari para pamateri.
d. Diskusi kelompok terarah tentang lingkungan.
e. praktek
V. ADVOKASI
MRC. Indonesia merupakan Lembaga non Profit yang bergerak dibidang lingkungan yang konsentrasi nya ialah kawasan pegunungan atau lereng gunung Muria yang terdapat tiga kabupaten yakni Kudus, Pati dan Jepara. Banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh MRC Indonesia selama ini khususnya yang berkaitan dengan lingkungan diantaranya penelitian tentang kajian kebijakan tentang Resiko bencana di 3 Kabupaten pegunungan Muria, studi lapangan tentang keanekaragaman hayati pada tahun 2004, pendidikan lingkungan terhadap siswa SD dikabupaten Kudus dan masih banyak kegiatan yang lain yang berhubungan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Kegiatan kemah konservasi yang diprakarsai oleh MRC Indonesia ini merupakan salah satu kegiatan yang salah satunya merupakan komitmen dari MRC Indonesia untuk peduli dan konsisten dengan kelestarian lingkungan dikawasan Muria. Kemah konservasi yang dilaksanakan dua hari pada Sabtu sampai Minggu, tanggal 07-08 Mei 2011 diikuti oleh sekitar 20 Orang Siswa SMA dan Mahasiswa mengambil tema “mengenal keanekaragaman hayati Muria”. Kelangsungan acara kemah konservasi sendiri bertempat di bukit Mbangselo, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Dalam pelaksanaan nya kemah konservasi menekankan pada dua aspek penting untuk pembekalan kepada peserta yakni pembekalan teoritis dan praktek yang dijadikan sebagai sarana untuk lebih mengefektifkan dan memaksimalkan kemampuan peserta setelah melakukan kemah ini. Selain hal tersebut sarana yang digunakan untuk lebih mengaktifkan peran peserta dan meningkatkan daya piker dan analisis peserta juga dilaksanakan diskusi kelompok terarah.
Pada hari pertama, Sabtu 07 Mei 2011 peserta dibekali materi Analisa Sosial (Ansos) yang di sampaikan oleh Mohammad Khasan,S.Psi salah peneliti muda Muria Research Center (MRC) Indonesia yang memiliki pengalaman asisten riset kebencanaan di 12 desa Kawasan Muria dan skripsi dengan tema bencana di Desa Setro kalangan, Kudus. Analisa sosial ini sebuah metode penggalian data yang memiliki tujuan untuk membuat kritis pelaku analisa sosial dan membuat pengorganisasian di basis.Dijelaskan mulai dari teori analisa sosial sampai bagaimana pelaksanaan dilakukan. Dalam hal ini para peserta di bekali bagaimana menjadi seorang yang kritis secara ilmiah atau dengan metodologi yang benar khususnya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan misalnya dengan kebijakan pemerintah, perilaku masyarakat dll. Diharapkan dengan pengetahuan ini para peserta mengerti dan mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang ada di sekitarnya.
Setelah materi analisa sosial, dilanjutkan materi dari Perwakilan kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus yaitu Ibu Siti Rokhimah, ST, M.Si, Kepala Seksi Pelestarian dan Pemulihan Sumber Daya Alam yang menjabarkan tema peran pemerintah dalam pelestarian lingkungan.
Penjabarannya sebagai berikut: Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dilakukan Berdasarkan pasal 2 UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain menggunakan asas kelestarian dan keberlanjutan, asas keserasian dan keseimbangan, dan asas keanekaragaman hayati.
Asas kelestarian dan keberlanjutan adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Maksud dengan “asas keserasian dan keseimbangan” adalah bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem.
Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati diantaranya dengan: bantuan 1.000 batang bibit “Macadamia,sp.” dari BLH Prov. Jateng kepada Kelompok tani Culo Saloko (Desa Rahtawu) dan Kelompok Tani Renteng (Desa Ternadi). Identifikasi Potensi Plasma Nutfah di Kec. Jekulo dan Dawe, Kec. Gebog dan Bae.
Terakhir, Ibu Siti menandaskan bahwa pengelolaan lingkungan dalam upaya pemulihan lingkungan Kawasan Gunung Muria menuntut koordinasi aktif dari berbagai instansi perencana pada berbagai level. Dalam pengelolaan kawasan hutan negara, khususnya di kawasan hutan negara wilayah Gunung Muria, pemerintah tidak dapat berbuat banyak tanpa adanya partisipasi masyarakat, pengusaha, dan stakeholder terkait. Diharapkan dengan program tersebut bisa mengembalikan dan meningkatkan kualitas hutan di Kabupaten Kudus sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat, dan lebih dari itu juga melindungi masyarakat di Kabupaten Kudus.
Setelah materi Dari perwakilan Kantor Perwakilan Hidup Kudus dilanjutkan dengan materi mengenai instrumen lingkungan yaitu pengamatan burung yang diberikan Direktur MRC Indonesia, M. Widjanarko yang menjelaskan dengan detail mulai dari data keberagaman jenis burung di Muria tahun 2004 yang pernah dilakukan dengan menjelajahi Muria. ”Jenis burung yang ada di kawasan Muria sampai pada bagaimana pengamatan burung menjadi salah satu instrumen penting dalam pelestarian lingkungan,” jelas Widjanarko saat menyampaikan materinya.
Semakin banyak jenis burung di suatu kawasan itu masih bagus kondisi lingkungannya, burung merupakan salah satu binatang yang banyak membantu manusia dalam penyerbukan tanaman, membasmi hama di tanaman secara alami juga menyebarkan bibit tanaman.
Selain hal tersebut juga dijelaskan tujuan untuk melakukan pengamatan burung, karena tertarik karena warnanya tertarik karena suaranya, tertarik karena tingkah lakunya dengan tidak memenjarakan burung tapi menikmati di alam bebas sehingga menjadikan pengamatan burung merupakan aktivitas hobi, olahraga jalan kaki dan sebagai salah satu Intrumen lingkungan.
Dalam penjalanan penjelajahan burung dari Gunung Mbangselo (tempat kemah) sampai ke Gunung Pasar (Mbecici) pada hari itu sekitar jam 14:30 WIB. Saat melakukan pengamatan burung oleh tim kemah konservasi menemukan beberapa 12 jenis burung antara lain Burung Alap – alap, Burung bentet kelabu, Burung bondol jawa, Burung madu sepah raja, Burung cabe jawa, Burung cabe polos, Burung cinenen gunung, Burung cucak kutilang, Elang brontok, Burung walet sapi, Burung cekakak sungai dan Burung Prenjak.
Di puncak Gunung Pasar terdapat sebuah di Tower Kodam dalam catatan yang dilakukan oleh tim di GPS jam 16:20, 7 Mei ketinggian 1046 dpl daerah tersebut berada koordinat S 06039.603’ dan E110053.822’. Disana selain melakukan pengamatan burung kita juga bisa melihat dengan jelas salah satu pegunungan Muria, Argo Jembangan, sebuah bukit yang biasanya di sebut oleh masyarakat setempat sebagai gunung punuk sapi, bentuknya seperti punukan sapi.
Pada hari kedua, peserta kemah konservasi melakukan perjalanan lingkungan dengan agenda melakukan penghitungan debit air di sungai rejenu, sekitar air tiga rasa, dan berlatih menggunakan alat GPS (Global Position System) untuk menentukan titik lokasi. Peserta yang dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing beranggotakan lima peserta secara bergantian melakukan pengitungan debit air dan menggunakan GPS. Saat melakukan penghitungan debit air peserta yang sudah berkelompok dibawahi perkorodinator masing-masing untuk bertugas sebagai pencatat, pengukur dan sebagai penghitung waktu. Debit air yang ditemukan tim adalah 0,2025 M3/detik.
Pelaksanaan kemah konservasi ditutup dengan acara ramah tamah antar semua paserta dan panitia penyelenggara dengan mengunjungi kawasan wisata air terjun Montel, setelah dirasa cukup dan puas menikmati indahnya panorama air terjun dan merasakan dinginya air Montel kita menuju lokasi kemah untuk upacara penutupan, upacara penutupan di akhiri dengan ikrar janji untuk setia terhadap komitmen masing-masing diri peduli terhadap lingkungan.
VI. MENILAI DAMPAK ADVOKASI
DIMENSI TUJUAN INDIKATOR HASIL SARANA VERIFIKASI
pada pelaksanaan kemah konservasi peserta cukup antusias dengan berbagai macvam rangakain kegiatan yang dilakukan misalnya :penyampaian materi, dalam sesi ini peserta aktif bertanya dan berdiskusi dengan para nara sumber atau dengan peserta yang lainnya. Dalam hal pengukuran debit air juga peserta mengikuti dengan antusias terlihat mereka sangat menikmatinya. Para pserta juga menjelakan kepada kami bahwa pendidikan seperti ini penting untuk peduli terhadap lingkungan, karena selama ini hanya lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat akademis /sekolah. 1. Mengenalkan instrumen lingkungan pada siswa-siswi SMA di Kabupaten kudus
2. Membekali pengetahuan teori dan praktek konservasi pada siwa-siswi SMA di Kabupaten Kudus
1.peserta aktif dalam mengikuti sesi penyampaian materi.
2. peserta aktif dalam mengikuti sesi praktek.
3. tercipta suasana kekeluargaan antara sesama peserta dan panitia atau semuanya.
4. peserta mengatakan bahwa kegiatan seperti ini bisa dilakukan lagi lain waktu dengan jumlah peserta yang lebih banyak. HAL-hal yang dihasilkan dalam kemah konservasi adalah :
1. Tambahan pengetahuan(knowledge) para peserta kemah konservasi yakni mengetahui analisis social dan pelaksanannya, mengukur debit air, mengamati burung(birdwatching),alat GPS dan teropong, jenis-jenis satwa dan tumbuhan yang ada di Muria.
2. Peserta kemah konservasi memperoleh bekal keterampilan dalam menggunakan alat-alat seperti GPS, teropong, alat pengukur debit air dan peserta juga mampu mempraktekkan diri dalam pengukuran debit air dan pengenalan keanekaragaman tumbuhan dan hewan(burung)yang ada di Muria.
3. Memiliki kumpulam generasi muda yang mengenal keankeragaman hayati dan memiliki bekal pengathuan dan keterampialn pada hal – hal yang berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini juga bisa digunakan untuk sarana pemicu untuk generasi muda yang lain agar mendapatkan ilmu tersebut(sebgaai tunas). Hal-hal yang digunakan untuk sarana verifikasi :
1. Menggunakan mdia angket untuk evaluasi kegiatan terhadap peserta kemah.
2. Mengadakan fgd untuk evaluasi dengan peserta dan panitia.
3. Mengadakan evaluasi internal dengan seluruh panitia tentang pelaksanaan kemah konservasi baik kelebihan atau kekurangannya.
VII. SIMPULAN
Kegiatan kemah konservasi yang telah dilakukan merupakan bagian dari advokasi dan kepedulian MRC. Indonesia terhadap generasi muda yang ada di Kabupaten Kudus agar peduli terhadap lingkungan dipegunungan Muria khususnya dan sebagai bagian dari komitmen Mrc. Indonesia untuk membengkitkan kepedulian generasi muda (siswa-siswi SMA sederajat) untuk mengenal keanekaragaman hayati di Muria.
Kegiatan kemah konservasi yang dilakukan merupakan bagian dari kerjasama anggota Mrc. Indonesia untuk menjalankan program kerja yang dibuat. Dalam pelaksanaanya kemah konservasi mengalami berbagai macam kendala dan rintangan, tetapi alhamdulillah semua dapat teratasi dengan baik.
Pelaksanaan kemah konservasi tentunya merupakan salah satu kegiatan yang sangat bagus dilakukan untuk masa-masa sekarang ini, penyelenggaraan yang lebih baik haruslah dilaksanakan untuk dimasa-mas mendatang karena memiliki manfaat yang bagus sekali.
skip to main |
skip to sidebar
sebuah kehidupan tidak akan berkembang menuju ke yang lebih baik jikalau tanpa perubahan yang radikal dan sungguh - sunnguh, itulah yang menurut saya sebagai evolusi kehidupan
Free Blogger Templates
This is a Multi Color template one page layout provided by TemplatesBlock.com for free of charge. There are 2 background graphics provided in the "images" folder. You may choose the one you like. Enjoy!
DetailsJumat, 29 Juli 2011
RANCANGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN MARKASS FUTSAL
LAPORAN
RANCANGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN MARKASS FUTSAL
Disusun Untuk Memenuhi TUGAS AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah: Psikologi Personalia
Dosen Pengampu: Iranita Hervi M, Msi
Disusun oleh:
Nur afiyah 2009-60-033
Atina hasanah 2008-60-001
Rina setiyo wati 2008-60-003
Siti rochmah maulida 2008-60-004
Selamet riyadi 2008-60-013
Julfia luthfiana 2008-60-017
Sri suryani 2008-60-020
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
A. PERMASALAHAN
Dalam dunia perusahaan perseorangan ada beberapa aspek penting yang akan menjamin keberlangsungan suatu perusahaan perseorangan tersebut berjalan dengan baik. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah tentang upah dan kenaikan upah terhadap karyawan yang ada diperusahaan tersebut. Seringkali dalam perusahaan terjadi berbagai macam hambatan untuk berkembang menjadi lebih baik karena masalah gaji/upah terkadang ada upah yang tidak sesuai standart atau terlalu kecil, ada mekanisme dalam kenaikan upah yang bersifat subjektif dan adanya kedekatan karyawan dengan bosnya. Hal-hal tersebut sering menimbulkan permasalahan-permasalahan yang sering kali menghambat kemajuan perusahaan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut kami berusaha menghadirkan suatu laporan tentang bagaimana membuat penilaian prestasi kerja dengan berbagai langkahnya. Kami mengambil tempat Markass Futsal sebagai perusahaan perseorangan yang kami pilih untuk menyelesaikan laporan ini. Dalam laporan ini kami mengambil perusahaan perseorangan Markass futsal dikarenakan adanya permasalahan sebagai berikut:
1. Belum adanya format penilaian prestasi kerja yang baku yang dimiliki oleh Markass Futsal, perusahaan hanya menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh karyawannya.
2. Adanya permasalahan tentang kenaikan gaji karyawan, pada saat ada karyawan yang gajinya naik, karyawan yang lain protes, kenaikan itu dinilai dari mana padahal pekerjaan kita sama sedangkan perusahaan tidak bisa menjelaskan dengan alasan yang tepat.
Dengan adanya permasalahan tersebut diatas kami berusaha ikut membantu dan mengkaji lebih dalam lagi untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan mengidentifikasi tugas-tugas dari para karyawan markass futsal dan mencoba menganalisis menggunakan analisis jabatan, dan akhirnya menjadi format penilaian prestasi kerja yang bersifat objektif.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja ini adalah:
1. Memberikan penilaian prestasi kerja yang objektif kepada karyawan dan juga perusahaan.
2. Memberikan keterangan pada karyawan agar tidak ada kesalah pahaman dalam memberikan kenaikan gaji dan bisa menjelaskan secara rinci dan runtut.
C. PELAKSANAAN
1. Pengumpulan data
Dalam mengumpulkan data sebagai awal dalam pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja kami menggunakan beberapa alat sebagai metode untuk mengumpulkan data, yakni :
a. Wawancara
Dalam proses pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja ini kami menggunakan metode wawancara secara terbuka yakni menanyakan tentang jobdisc karyawan dan bagaimana kriteria sukses karyawan tersebut dari sudut pandang pemilik perusahaan terhadap owner ( pemilik ) selaku pemilik perusahaan perseorangan Markass Futsal pada Rabu tanggal 25 Mei 2011 pukul 19.00 Wib-selesai.
b. Observasi
Dalam proses pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja ini kami melakukan observasi terhadap kinerja karyawan (tugas-tugas karyawan selama bekerja) markass futsal selama 3 kali observasi mengenai cara kerja petugas lapangan dan kasir. Pelaksanaan observasi kami lakukan pada setiap Hari Rabu tanggal 11, 18, 25 Mei 2011 pukul 21.00 wib-selesai.
c. Angket
Dalam proses pembuatan rancangan penilaian prsetasi kerja ini kami menggunakan angket sebagai alat untuk menngungkap informasi tentang jobdisc/tugas karyawan markass futsal yakni petugas lapangan dan kasir. Pengisian angket dilakukan pada tanggal 25 Mei 2011 pukul 20.30 Wib.
2. Analisis data dan hasil rancangan penilaian prestasi kerja
a. Setelah mengumpulkan data, selanjutnya kami menganalisis data – data yang terkumpul untuk membuat analisis jabatan yang berisi jobdisc dan kriteria suksesnya spesifikasi petugas lapangan dan kasir Markass futsal ( Dalam lampiran).
b. Setelah analisis jabatan untuk spesifikasi perugas lapangan dan kasir selesai, kemudian menyusun aspek-aspek untuk menyusun daftar cheklist penilaian prestasi kerja yang berisi daftar kriteria hard skill dan soft skill.
c. Daftar – daftar kriteria tersebut tentunya dihasilkan dari jobdisc dan konsultasi dengan dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Personalia.
d. Terbentuknya daftar rancangan penilaian prestasi kerja untuk petugas lapangan dan kasir Markass futsal. (lampiran).
D. KESIMPULAN
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan seharusnya memiliki acuan tepat dan objektif dalam memberikan gaji kepada karyawanan agar tidak terjadi kerancuan dan kebingungan dalam menjelaskan soal kenaikan gaji karyawan.
Dengan adanya rancangan penilaian prestasi kerja ini dapat memberikan kontribusi untuk menjawab permasalahan yang ada dalam Markass Futsal.
E. SARAN
Hal yang dapat kami sarankan bagi perusahaan perseorangan adalah :
1. Agar membuat rancangan penilaian prestasi kerja yang objektif dan transparan.
2. Mensosialisasikan terhadap karyawan tentang cara penilaian kerja karyawan.
3. Agar sering memperbaharui penilaian prestasi kerja yang ada, karena pasti ada perubahan dalam job discriptions dan job specification dalam perusahaan.
4. Agar dapat selalu menjawab setiap pertanyaan yang ada kaitannya dengan kinerja karyawan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Hasil wawancara dan angket
Hasil wawancara dengan owner ( pemilik Markass Futsall ) adalah sebagai berikut :
Pemilik futsal mengatakan ada beberapa tugas karyawan/jobdisc Markass futsal (petugas lapangan dan kasir) yakni :
a. Kasir
Tugas administrasi, mencatat penjualan sewa lapangan, menyetok barang makanan dan minuman, menerima order pelanggan, membuat nota penjualan dan sebagai tugas tambahan menjaga kebersihan sekitar kasir (khususnya).
b. Petugas lapangan
Menjaga kebersihan lapangan , menjaga peralatan yang ada (seperti bola, rompi, jaring, net badminton, galon air dan dispenser), memberi aba-aba dimulai dan selesainya sewa lapangan, menjual minuman, menyiapkan peralatan yang diperlukan dan menghidupkan dan mematikan lampu.
HASIL angket dengan petugas lapangan dan kasir:
1. Kasir
Nama : Anita ( Perempuan)
Jabatan : kasir
Jam kerja : 16.30-24.00 Wib
Hasil angket
Tugas kerja yang dilakukan kasir selama jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Mengitung stok barang yang ada
b. Mengerjakan pembukuan/administrasi
c. Order setiap barang yang habis atau hampir habis (minuman, makanan dll)
d. Membuat hasil akhir dari laporan setiap penjualan
e. Nyapu, ngepel dll.
2. Kasir
Nama : Saefudin eko P (laki-laki)
Jabatan : kasir
Jam kerja : 16.30-24.00 Wib
Hasil angket
Tugas kerja yang dilakukan kasir selama jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Menyapu dan mengepel sekitar kasir
b. Membantu karyawan lapangan
c. Membuat nota penjualan
d. Menghitung stok akhir dan awal.
e. Membuat laporan akhir.
3. Petugas lapangan
Nama : Aji purnama
Jabatan : Petugas lapangan
Jam kerja : 16.30-24.00 Wib
Tugas kerja yang dilakukan petugas lapangan selama jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Merawat lapangan
b. Menyiapkan rompi bagi yang main futsal
c. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk futsal, badminton, pimpong.
d. Memberitahu kepada para pengunjung jika masa sewa sudah habis.
2. Analisis jabatan
3. Daftar cheklist rancangan penilaian prestasi kerja karyawan (petugas lapangan dan kasir).
RANCANGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN MARKASS FUTSAL
Disusun Untuk Memenuhi TUGAS AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah: Psikologi Personalia
Dosen Pengampu: Iranita Hervi M, Msi
Disusun oleh:
Nur afiyah 2009-60-033
Atina hasanah 2008-60-001
Rina setiyo wati 2008-60-003
Siti rochmah maulida 2008-60-004
Selamet riyadi 2008-60-013
Julfia luthfiana 2008-60-017
Sri suryani 2008-60-020
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
A. PERMASALAHAN
Dalam dunia perusahaan perseorangan ada beberapa aspek penting yang akan menjamin keberlangsungan suatu perusahaan perseorangan tersebut berjalan dengan baik. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah tentang upah dan kenaikan upah terhadap karyawan yang ada diperusahaan tersebut. Seringkali dalam perusahaan terjadi berbagai macam hambatan untuk berkembang menjadi lebih baik karena masalah gaji/upah terkadang ada upah yang tidak sesuai standart atau terlalu kecil, ada mekanisme dalam kenaikan upah yang bersifat subjektif dan adanya kedekatan karyawan dengan bosnya. Hal-hal tersebut sering menimbulkan permasalahan-permasalahan yang sering kali menghambat kemajuan perusahaan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut kami berusaha menghadirkan suatu laporan tentang bagaimana membuat penilaian prestasi kerja dengan berbagai langkahnya. Kami mengambil tempat Markass Futsal sebagai perusahaan perseorangan yang kami pilih untuk menyelesaikan laporan ini. Dalam laporan ini kami mengambil perusahaan perseorangan Markass futsal dikarenakan adanya permasalahan sebagai berikut:
1. Belum adanya format penilaian prestasi kerja yang baku yang dimiliki oleh Markass Futsal, perusahaan hanya menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh karyawannya.
2. Adanya permasalahan tentang kenaikan gaji karyawan, pada saat ada karyawan yang gajinya naik, karyawan yang lain protes, kenaikan itu dinilai dari mana padahal pekerjaan kita sama sedangkan perusahaan tidak bisa menjelaskan dengan alasan yang tepat.
Dengan adanya permasalahan tersebut diatas kami berusaha ikut membantu dan mengkaji lebih dalam lagi untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan mengidentifikasi tugas-tugas dari para karyawan markass futsal dan mencoba menganalisis menggunakan analisis jabatan, dan akhirnya menjadi format penilaian prestasi kerja yang bersifat objektif.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja ini adalah:
1. Memberikan penilaian prestasi kerja yang objektif kepada karyawan dan juga perusahaan.
2. Memberikan keterangan pada karyawan agar tidak ada kesalah pahaman dalam memberikan kenaikan gaji dan bisa menjelaskan secara rinci dan runtut.
C. PELAKSANAAN
1. Pengumpulan data
Dalam mengumpulkan data sebagai awal dalam pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja kami menggunakan beberapa alat sebagai metode untuk mengumpulkan data, yakni :
a. Wawancara
Dalam proses pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja ini kami menggunakan metode wawancara secara terbuka yakni menanyakan tentang jobdisc karyawan dan bagaimana kriteria sukses karyawan tersebut dari sudut pandang pemilik perusahaan terhadap owner ( pemilik ) selaku pemilik perusahaan perseorangan Markass Futsal pada Rabu tanggal 25 Mei 2011 pukul 19.00 Wib-selesai.
b. Observasi
Dalam proses pembuatan rancangan penilaian prestasi kerja ini kami melakukan observasi terhadap kinerja karyawan (tugas-tugas karyawan selama bekerja) markass futsal selama 3 kali observasi mengenai cara kerja petugas lapangan dan kasir. Pelaksanaan observasi kami lakukan pada setiap Hari Rabu tanggal 11, 18, 25 Mei 2011 pukul 21.00 wib-selesai.
c. Angket
Dalam proses pembuatan rancangan penilaian prsetasi kerja ini kami menggunakan angket sebagai alat untuk menngungkap informasi tentang jobdisc/tugas karyawan markass futsal yakni petugas lapangan dan kasir. Pengisian angket dilakukan pada tanggal 25 Mei 2011 pukul 20.30 Wib.
2. Analisis data dan hasil rancangan penilaian prestasi kerja
a. Setelah mengumpulkan data, selanjutnya kami menganalisis data – data yang terkumpul untuk membuat analisis jabatan yang berisi jobdisc dan kriteria suksesnya spesifikasi petugas lapangan dan kasir Markass futsal ( Dalam lampiran).
b. Setelah analisis jabatan untuk spesifikasi perugas lapangan dan kasir selesai, kemudian menyusun aspek-aspek untuk menyusun daftar cheklist penilaian prestasi kerja yang berisi daftar kriteria hard skill dan soft skill.
c. Daftar – daftar kriteria tersebut tentunya dihasilkan dari jobdisc dan konsultasi dengan dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Personalia.
d. Terbentuknya daftar rancangan penilaian prestasi kerja untuk petugas lapangan dan kasir Markass futsal. (lampiran).
D. KESIMPULAN
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan seharusnya memiliki acuan tepat dan objektif dalam memberikan gaji kepada karyawanan agar tidak terjadi kerancuan dan kebingungan dalam menjelaskan soal kenaikan gaji karyawan.
Dengan adanya rancangan penilaian prestasi kerja ini dapat memberikan kontribusi untuk menjawab permasalahan yang ada dalam Markass Futsal.
E. SARAN
Hal yang dapat kami sarankan bagi perusahaan perseorangan adalah :
1. Agar membuat rancangan penilaian prestasi kerja yang objektif dan transparan.
2. Mensosialisasikan terhadap karyawan tentang cara penilaian kerja karyawan.
3. Agar sering memperbaharui penilaian prestasi kerja yang ada, karena pasti ada perubahan dalam job discriptions dan job specification dalam perusahaan.
4. Agar dapat selalu menjawab setiap pertanyaan yang ada kaitannya dengan kinerja karyawan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Hasil wawancara dan angket
Hasil wawancara dengan owner ( pemilik Markass Futsall ) adalah sebagai berikut :
Pemilik futsal mengatakan ada beberapa tugas karyawan/jobdisc Markass futsal (petugas lapangan dan kasir) yakni :
a. Kasir
Tugas administrasi, mencatat penjualan sewa lapangan, menyetok barang makanan dan minuman, menerima order pelanggan, membuat nota penjualan dan sebagai tugas tambahan menjaga kebersihan sekitar kasir (khususnya).
b. Petugas lapangan
Menjaga kebersihan lapangan , menjaga peralatan yang ada (seperti bola, rompi, jaring, net badminton, galon air dan dispenser), memberi aba-aba dimulai dan selesainya sewa lapangan, menjual minuman, menyiapkan peralatan yang diperlukan dan menghidupkan dan mematikan lampu.
HASIL angket dengan petugas lapangan dan kasir:
1. Kasir
Nama : Anita ( Perempuan)
Jabatan : kasir
Jam kerja : 16.30-24.00 Wib
Hasil angket
Tugas kerja yang dilakukan kasir selama jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Mengitung stok barang yang ada
b. Mengerjakan pembukuan/administrasi
c. Order setiap barang yang habis atau hampir habis (minuman, makanan dll)
d. Membuat hasil akhir dari laporan setiap penjualan
e. Nyapu, ngepel dll.
2. Kasir
Nama : Saefudin eko P (laki-laki)
Jabatan : kasir
Jam kerja : 16.30-24.00 Wib
Hasil angket
Tugas kerja yang dilakukan kasir selama jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Menyapu dan mengepel sekitar kasir
b. Membantu karyawan lapangan
c. Membuat nota penjualan
d. Menghitung stok akhir dan awal.
e. Membuat laporan akhir.
3. Petugas lapangan
Nama : Aji purnama
Jabatan : Petugas lapangan
Jam kerja : 16.30-24.00 Wib
Tugas kerja yang dilakukan petugas lapangan selama jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Merawat lapangan
b. Menyiapkan rompi bagi yang main futsal
c. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk futsal, badminton, pimpong.
d. Memberitahu kepada para pengunjung jika masa sewa sudah habis.
2. Analisis jabatan
3. Daftar cheklist rancangan penilaian prestasi kerja karyawan (petugas lapangan dan kasir).
Total Tayangan Halaman
semangat dan pasti bisa
About Me
- yadi everything is OK
- kudus, jateng, Indonesia
- Segalanya bisa kita raih dengan semangat perjuangan yang kuat dan hati yang ikhlas
Makalah
Psikologi kepribadian timur Teori kepribadian Jen dari Hsu
Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi kepribadian II
Dosen pengampu: Agus Sisnowo, M. Si
Disusun oleh:
1.Selamet Riyadi NIM : 2008-060-013
2.Sri Suryani NIM : 2008-060-020
3.Amin Munahar NIM : 2004-060-007
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Kampus: Gondangmanis Bae Kudus PO.BOX.53
Telp. (0291) 438229 Fax. (0291) 437198
A.Riwayat singkat
Francis L.K Hsu adalah warga negara USA keturunan Cina. Ia adalah sarjana filsafat, antropologi, kesusasteraan Cina klasik dan psikologi. Dengan keahlian dalam ilmu – ilmu tersebutt Hsu menyusun konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian menurut psikologi barat (eropa dan amerika). Teorinya disebut teori kepribadian Jen dari sastra Cina, yang berarti manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Konsep tersebut ditulis dalam majalah American anthropologist vol. 73 tahun 1971 dengan judul psychologist homeostatis and Jen (pp. 23 - 44). Konsep kepribadian selaras untuk menganalisis jiwa manusia masyarakat timur, misalnya Cina, Jepang, Asia, termasuk juga Indonesia ( koentjaraningrat, 1992, p. 129 ).
Struktur kepribadian dan jiwa manusia timur digambarkan sebagai lingkaran – lingkaran yang konsentris. Tiap – tiap lingkaran menggambarkan suatu alam kehidupan jiwa manusia dengan berbagai macam isinya, yakni persepsi, tanggapan, pengetahuan, ingatan,, sampai pada keinginan-keinginan dan nafsu-nafsu manusia. Konsep kepribadian timur ini bermaksud untuk menganalisis kepribadian jiwa manusia berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya. Hal ini menghindari penilaian psikologi barat yang menganalisis kepribadian manusia bersifat individualistis dan seolah olah manusia merupakan mahluk yang berdiri sendiri. Maka pada teori yang disampaikan Hsu ialah pendekatan kepribadian lebih ke pendekatan sosial budaya.
B. POKOK-POKOK TEORI
Hsu menggambarkan lingkungan alam kehidupan jiwa atau kepribadian manusia itu ada delapan lingkaran yang konsentris. Lingkaran – lingkaran tersebut hanya tehnis analisis, tentu kenyataan tidak matematis, sehingga gambarannnya bukan lingkaran persis, tetapi gambraran yang mengelilingi atau mengitari individu.
1.lingkaran ke 7 sebagai pusatnya, jadi paling dalam, untuk menggambarkan kehidupan jiwa yang tidak disadari. Isi dari bagian lingkaran ke 7 ini ialah semua cipta, rasa, karsa, yang semula disadari , tetapi lalu ditekan atau didesak masuk kedalam tidak sadaran, lama- lama menjadi tidak disadari.
2.lingkaran ke 6 yang terletak diluar lingkaran ke7, tetapi sepusat dengan lingkaran ke7 tadi, merupakan lapisan bawah sadar atau subsadar. Lapisan ini berbatasan dengan lingkaran berikutnya, yakni lingkaran ke5. lapisan ke6 ini isinya sama dengan lapisan ke7, hanya berbeda tingkat ketidaksadarannya. Maka kedua lingkaran ini disebut lapisan lingkaran tidak sadar. Dua lapisan paling dalam ini mirip dengan konsep sigmund freud, sebagai lapisan das es atau Id.
3.lingkaran ke5 adalah menggambarkan lapisan kesadaran jiwa, tetapi tidak dinyatakan. Isinya mengenai pikiran-pikiran dan gagasan yang disadari penuh individu yang bersengkutan, tetapi tidak pernah dinyatakan kepada orang lain siapapun, jadi tetap diimoan saja dalam kesadaran. Mengapa isi kesadaran tersebut tidak dinyatakan kepaada orang lain, mungkin ada beberapa alasan, anatara lain :
a.ia takut salah atau takut dimarahi orang lain, atau malu, karena mempunyai maksud jahat.
b.Ia enggan menyatakannya karena takut tidak mendapat respon baik atau bahkan ditolak.
c.Ia malu karena takut ditertawakan oleh orang lain.
d.Ia tidak mempunyai atau tidak menemukan kata-kata atu perumusan yang cocokuntuk menyatakan gagasan tadi pada orang lain.
4.lingkaran lapisan ke4, disebut lapisan kesdaran yang dinyatakan. Isinya adalah pikitran- pikiran, gagasan – gagasan, perasaan-perasaan, dsb yang dapat dinyatakan secara terbuka kepada orang lain, dan dapat diterima dengan mudah oleh sesamanya. Misalnya : simpati, kegembiraan, kemarahan, pendapat, gagasan, keinginan dsb. Jadi isi lapisan ke4 ini adalah bahan-bahan untuk berkomunikasi dengan siapapun, baik dirumah, sekolah, tempat kerja, masyarakat dsb.
5.lingkaran ke3, disebut lapisan lingkaran hubungan karib atau hubungan akrab, disebut juga hubungan dekat. Berisi tentang : konsepsi – konsepsi tentang orang, benda, binatang yang diajak komunikasi oleh individu secara intim atau eksklusif. Pergaulan karib ini biasanya digunakan individu untuk tempat berlindung, curhat, tempat menghilangkan tekanan batin. Pendukung pada lapisan ini adalah dalam hal kejiwaan individu adalah : orang tua, sahabat, saudara, teman dekat dsb. Lingkaran kejiwaan ke3 ini sebagai dasar kehidupan kerohanian manusia dan bersama lingkunagnnya hidup jiwa ke4 menjadi dasar untuk membangun kehidupan pribadi yang aman, tentaram, harmonis, stabil, sekaligus dinamis. Atau yang disebut homeostatis psikologis.
6.lingkungan kehidupan kejiwaan dengan hubungan kegunaan, digambarkan dengan lingkaran ke2. misalnya : hubungan antar pedagang pembeli, mandor karayawan, jadi hubunagn ini tidak perlu pada sampai hubungan karib atau dekat.
7.lingkaran no 1 sebagai gambaran lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam jiwa tentang manusia, benda-benda, pengetahuan, adat, dsb jarang sekali memberi pengaruh langsung kepada kehidupan manusia karena dianggap tidak dekat atau jauh dengan individu yang bersangkutan. Karena tidak ada tempat dan fungsi langsung dalam kehidupan mereka pada setiap harinya.
8.lingkaran no 0 lingkatran yang paling luar, dapat disebut dengan hubungan luar. Berisi : pikiran – pikiran dan anggapan – anggapan yang mirip denagn isi pada lingkaran no 1. tetapi ada beberapa perbedaan yaitu :
a.isi kejiwaan dalam lingkaran no 1 adalah hal- Hal diluar masyarakat individu yang bersangkutan, tetapi masih dalam lingkungan bangsa dan negaranya.
b.Isi kejiwaan dalam no 0 tekah terletak diluar masyarakat dan bangsa dari individu yang bersngkutan. Misal tentang hubungan antar individu dengan negara asing seperti Prancis, bagi orang awam merupakan hubungan yang sangat jauh dengan kehidupannya. Tetapi bagi orang yang mungkin punya kenangan dengan negara- negara akan masuk dalam kejiwaannya.
D. kesimpulan
Sebagian besar isi kejiwaan manusia, misalnya pengetahuan, pengertiannya tentang adat istiadat, kebudayaan, lingkungan, nilai-nilai dan norma, pandangan hidup, menurut psikologi barat terkandung dalam kepribadian manusia. Hal inilah yang menjadi konsep ego. Hsu berpendapat, bahwa manusia memerlukan suatu daerah isi jiwa tambahan, untuk memuaskan suatu kebutuhan kejiwaan yang bersifat mendasar dalam hidupnya.
Daerah pada 7,6,5 merupakan daerah kepribadian manusia dan daerah no 3 merupakan yang merupakan daerah mendasar tadi, berisi tentang cinta, kemesraan, dan juga rasa takut yang hakiki, mendasar, fundamental dalam kehidupan manusia. Misalnya adanya iman dan takwa terhadap tuhan YME, adanya ideologi, pandangan hidup, agama, merupakan sasaran bagi kebaktian mutlak manusia. Isi –isi kejiwaan semacam ini terdapat pada no 3, denagn demikian manusia mampu menjalani hidup dengan selaras dan seimbang, dapat hidup harmonis.
Dengan konsep psiko-sosiogram, hsu mengusulkan konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian barat. Konsep ini adalah konsep Jen, konsep menurut agama budha di Cina. Jen berarti manusia yang berjiwa selaras dan berkepribadian. Dengan arti bahwa manusia mampu menjaga hubungan antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan serius, kepada siapa dapat mencurahkan rasa cinta, kemesraan, dan baktinya.
Daerah lingkaran 4 dan 3 merupakan daerah ranah psikologi homeostatis, yakni yang berjiwa selaras dalam individu manusia.Konsep kepribadian timur yang dikemukakan oleh Hsu dimaksudkan untuk tidak membatasi manusia yang hanya mahluk individual, tetapi tetap berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya
.
E. BAGAN LINGKARAN TEORI KEPRIBADIAN JEN dari HSU
Keterangan gambar
1.lingkaran 7 merupakan lingkaran lapisan tidak sadar
2.lingkaran 6 merupakan lingkaran lapisan bawah sadar, kedua lingkaran serupa dengan konsep freud.
3.lingkaran no 5 kesadaran yang tidak dinyatakan.
4. lingkaran 4, kesadaran yang dinyatakan.
5.lingkaran no 3, hubungna karib. Lingkaran 3 dan 4 merupakan konsep psikologi homeostastis/berjiwa selaras.
6.lingkaran no 2, hubungan berguna.
7.lingkaran 1, hubungan jauh.
8.lingkaran 0, dunia luar
DAFTAR PUSTAKA
Ki fudyartanto. Psikologi kepribadian timur. Pustaka pelajar. 2003; Jakarta.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
Psikologi kepribadian timur Teori kepribadian Jen dari Hsu
Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi kepribadian II
Dosen pengampu: Agus Sisnowo, M. Si
Disusun oleh:
1.Selamet Riyadi NIM : 2008-060-013
2.Sri Suryani NIM : 2008-060-020
3.Amin Munahar NIM : 2004-060-007
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Kampus: Gondangmanis Bae Kudus PO.BOX.53
Telp. (0291) 438229 Fax. (0291) 437198
A.Riwayat singkat
Francis L.K Hsu adalah warga negara USA keturunan Cina. Ia adalah sarjana filsafat, antropologi, kesusasteraan Cina klasik dan psikologi. Dengan keahlian dalam ilmu – ilmu tersebutt Hsu menyusun konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian menurut psikologi barat (eropa dan amerika). Teorinya disebut teori kepribadian Jen dari sastra Cina, yang berarti manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Konsep tersebut ditulis dalam majalah American anthropologist vol. 73 tahun 1971 dengan judul psychologist homeostatis and Jen (pp. 23 - 44). Konsep kepribadian selaras untuk menganalisis jiwa manusia masyarakat timur, misalnya Cina, Jepang, Asia, termasuk juga Indonesia ( koentjaraningrat, 1992, p. 129 ).
Struktur kepribadian dan jiwa manusia timur digambarkan sebagai lingkaran – lingkaran yang konsentris. Tiap – tiap lingkaran menggambarkan suatu alam kehidupan jiwa manusia dengan berbagai macam isinya, yakni persepsi, tanggapan, pengetahuan, ingatan,, sampai pada keinginan-keinginan dan nafsu-nafsu manusia. Konsep kepribadian timur ini bermaksud untuk menganalisis kepribadian jiwa manusia berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya. Hal ini menghindari penilaian psikologi barat yang menganalisis kepribadian manusia bersifat individualistis dan seolah olah manusia merupakan mahluk yang berdiri sendiri. Maka pada teori yang disampaikan Hsu ialah pendekatan kepribadian lebih ke pendekatan sosial budaya.
B. POKOK-POKOK TEORI
Hsu menggambarkan lingkungan alam kehidupan jiwa atau kepribadian manusia itu ada delapan lingkaran yang konsentris. Lingkaran – lingkaran tersebut hanya tehnis analisis, tentu kenyataan tidak matematis, sehingga gambarannnya bukan lingkaran persis, tetapi gambraran yang mengelilingi atau mengitari individu.
1.lingkaran ke 7 sebagai pusatnya, jadi paling dalam, untuk menggambarkan kehidupan jiwa yang tidak disadari. Isi dari bagian lingkaran ke 7 ini ialah semua cipta, rasa, karsa, yang semula disadari , tetapi lalu ditekan atau didesak masuk kedalam tidak sadaran, lama- lama menjadi tidak disadari.
2.lingkaran ke 6 yang terletak diluar lingkaran ke7, tetapi sepusat dengan lingkaran ke7 tadi, merupakan lapisan bawah sadar atau subsadar. Lapisan ini berbatasan dengan lingkaran berikutnya, yakni lingkaran ke5. lapisan ke6 ini isinya sama dengan lapisan ke7, hanya berbeda tingkat ketidaksadarannya. Maka kedua lingkaran ini disebut lapisan lingkaran tidak sadar. Dua lapisan paling dalam ini mirip dengan konsep sigmund freud, sebagai lapisan das es atau Id.
3.lingkaran ke5 adalah menggambarkan lapisan kesadaran jiwa, tetapi tidak dinyatakan. Isinya mengenai pikiran-pikiran dan gagasan yang disadari penuh individu yang bersengkutan, tetapi tidak pernah dinyatakan kepada orang lain siapapun, jadi tetap diimoan saja dalam kesadaran. Mengapa isi kesadaran tersebut tidak dinyatakan kepaada orang lain, mungkin ada beberapa alasan, anatara lain :
a.ia takut salah atau takut dimarahi orang lain, atau malu, karena mempunyai maksud jahat.
b.Ia enggan menyatakannya karena takut tidak mendapat respon baik atau bahkan ditolak.
c.Ia malu karena takut ditertawakan oleh orang lain.
d.Ia tidak mempunyai atau tidak menemukan kata-kata atu perumusan yang cocokuntuk menyatakan gagasan tadi pada orang lain.
4.lingkaran lapisan ke4, disebut lapisan kesdaran yang dinyatakan. Isinya adalah pikitran- pikiran, gagasan – gagasan, perasaan-perasaan, dsb yang dapat dinyatakan secara terbuka kepada orang lain, dan dapat diterima dengan mudah oleh sesamanya. Misalnya : simpati, kegembiraan, kemarahan, pendapat, gagasan, keinginan dsb. Jadi isi lapisan ke4 ini adalah bahan-bahan untuk berkomunikasi dengan siapapun, baik dirumah, sekolah, tempat kerja, masyarakat dsb.
5.lingkaran ke3, disebut lapisan lingkaran hubungan karib atau hubungan akrab, disebut juga hubungan dekat. Berisi tentang : konsepsi – konsepsi tentang orang, benda, binatang yang diajak komunikasi oleh individu secara intim atau eksklusif. Pergaulan karib ini biasanya digunakan individu untuk tempat berlindung, curhat, tempat menghilangkan tekanan batin. Pendukung pada lapisan ini adalah dalam hal kejiwaan individu adalah : orang tua, sahabat, saudara, teman dekat dsb. Lingkaran kejiwaan ke3 ini sebagai dasar kehidupan kerohanian manusia dan bersama lingkunagnnya hidup jiwa ke4 menjadi dasar untuk membangun kehidupan pribadi yang aman, tentaram, harmonis, stabil, sekaligus dinamis. Atau yang disebut homeostatis psikologis.
6.lingkungan kehidupan kejiwaan dengan hubungan kegunaan, digambarkan dengan lingkaran ke2. misalnya : hubungan antar pedagang pembeli, mandor karayawan, jadi hubunagn ini tidak perlu pada sampai hubungan karib atau dekat.
7.lingkaran no 1 sebagai gambaran lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam jiwa tentang manusia, benda-benda, pengetahuan, adat, dsb jarang sekali memberi pengaruh langsung kepada kehidupan manusia karena dianggap tidak dekat atau jauh dengan individu yang bersangkutan. Karena tidak ada tempat dan fungsi langsung dalam kehidupan mereka pada setiap harinya.
8.lingkaran no 0 lingkatran yang paling luar, dapat disebut dengan hubungan luar. Berisi : pikiran – pikiran dan anggapan – anggapan yang mirip denagn isi pada lingkaran no 1. tetapi ada beberapa perbedaan yaitu :
a.isi kejiwaan dalam lingkaran no 1 adalah hal- Hal diluar masyarakat individu yang bersangkutan, tetapi masih dalam lingkungan bangsa dan negaranya.
b.Isi kejiwaan dalam no 0 tekah terletak diluar masyarakat dan bangsa dari individu yang bersngkutan. Misal tentang hubungan antar individu dengan negara asing seperti Prancis, bagi orang awam merupakan hubungan yang sangat jauh dengan kehidupannya. Tetapi bagi orang yang mungkin punya kenangan dengan negara- negara akan masuk dalam kejiwaannya.
D. kesimpulan
Sebagian besar isi kejiwaan manusia, misalnya pengetahuan, pengertiannya tentang adat istiadat, kebudayaan, lingkungan, nilai-nilai dan norma, pandangan hidup, menurut psikologi barat terkandung dalam kepribadian manusia. Hal inilah yang menjadi konsep ego. Hsu berpendapat, bahwa manusia memerlukan suatu daerah isi jiwa tambahan, untuk memuaskan suatu kebutuhan kejiwaan yang bersifat mendasar dalam hidupnya.
Daerah pada 7,6,5 merupakan daerah kepribadian manusia dan daerah no 3 merupakan yang merupakan daerah mendasar tadi, berisi tentang cinta, kemesraan, dan juga rasa takut yang hakiki, mendasar, fundamental dalam kehidupan manusia. Misalnya adanya iman dan takwa terhadap tuhan YME, adanya ideologi, pandangan hidup, agama, merupakan sasaran bagi kebaktian mutlak manusia. Isi –isi kejiwaan semacam ini terdapat pada no 3, denagn demikian manusia mampu menjalani hidup dengan selaras dan seimbang, dapat hidup harmonis.
Dengan konsep psiko-sosiogram, hsu mengusulkan konsep kepribadian timur sebagai alternatif konsep kepribadian barat. Konsep ini adalah konsep Jen, konsep menurut agama budha di Cina. Jen berarti manusia yang berjiwa selaras dan berkepribadian. Dengan arti bahwa manusia mampu menjaga hubungan antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan serius, kepada siapa dapat mencurahkan rasa cinta, kemesraan, dan baktinya.
Daerah lingkaran 4 dan 3 merupakan daerah ranah psikologi homeostatis, yakni yang berjiwa selaras dalam individu manusia.Konsep kepribadian timur yang dikemukakan oleh Hsu dimaksudkan untuk tidak membatasi manusia yang hanya mahluk individual, tetapi tetap berhubungan dengan lingkungan sosial budayanya
.
E. BAGAN LINGKARAN TEORI KEPRIBADIAN JEN dari HSU
Keterangan gambar
1.lingkaran 7 merupakan lingkaran lapisan tidak sadar
2.lingkaran 6 merupakan lingkaran lapisan bawah sadar, kedua lingkaran serupa dengan konsep freud.
3.lingkaran no 5 kesadaran yang tidak dinyatakan.
4. lingkaran 4, kesadaran yang dinyatakan.
5.lingkaran no 3, hubungna karib. Lingkaran 3 dan 4 merupakan konsep psikologi homeostastis/berjiwa selaras.
6.lingkaran no 2, hubungan berguna.
7.lingkaran 1, hubungan jauh.
8.lingkaran 0, dunia luar
DAFTAR PUSTAKA
Ki fudyartanto. Psikologi kepribadian timur. Pustaka pelajar. 2003; Jakarta.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.