image

Free Blogger Templates

This is a Multi Color template one page layout provided by TemplatesBlock.com for free of charge. There are 2 background graphics provided in the "images" folder. You may choose the one you like. Enjoy!

Details

Kamis, 24 Maret 2011

PSIKOTERAPI PENDEKATAN "ANALISIS TRANSAKSIONAL "

A. PANDANGAN TEKNIK TERAPI ( PENDEKATAN YANG MENJADI TUGAS KAJIAN TENTANG MANUSIA BERMASALAH )
Analisis transaksional memandang bahwa manusia sebenarnya adalah semuanya OK, yang berarti bahwa manusia perilakunya mempunyai dasar yang menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk mengaktualisasikan diri. Dalam menjalin hubungan dengan orang lain jika subjek mampu mengayomi dan berperilaku yang baik dalam arti cocok, perhatian dan saling mengisi akan menimbulkan suatu keadaan dimana tercipta kecocokan yakni I’am Ok and you’OK.
Bila mana manusia dikatakan bermasalah dalam hidupnya? Ada beberapa hal yang dapat menjelaskan hal tersebut dari sudut pandang TA, yaitu : Dalam buku terjemahan saya Oke, kamu Oke karya Thomas A. harris disebutkan ada beberapa sikap hidup yang digunakan oleh individu dalam hidupnya. Satu sikap yang dianggap tidak bermasalah adalah Saya Ok, kamu OK, tetapi ketiga sikap yang lain apabila diterapkan dalam kehidupan individu tersebut akan bisa menimbulkan masalah bagi individu tersebut dalam hubungannya dengan orang lain. Adapun sikap tersebut adalah :
a. Saya tidak oke, kamulah yang oke yang berarti bahwa individu merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini biasa disebut depresif. Individu merasa bersalah, depresif, inferior, ketidak percayaan dan rasa takut.
b. Saya oke, kamu tidak Oke yang berarti bahwa individu membutuhkan orang lain tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa superior, merasa superior, merasa mempunyai hak untuk menggunakan orang lain sesuai dengan tujuannya.
c. Saya tidak oke, kamu tidak oke berarti bahwa dirinya merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang baik individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya. Kondisi ekstrim dan patologis disebut autism.

Menurut Eric Berne bahwa sumber-sumber tingkah laku, sikap dan perasaan sebagaimana individu melihat kenyataan, mengolah informasi dan melihat dunia diluar dirinya disebut dengan status ego. Istilah status ego yang dikemukakan oleh Berne berbeda dari teori freud ( id, ego dan super ego ) karena bukan merupakan construct akan tetapi sesuatu yang bisa diamati dengan indra yang merupakan kenyataan fenomenologis ( dengan melihat gejala-gejala yang nampak ). Dalam teorinya individu mengalami 3 status ego dalam hidupnya, yakni : kanak-kanak, dewasa dan orang tua.
a. Status ego anak : status ego anak terlihat dalam perilakunya dan cara berfikirnya ketika masih kanak-kanak dan berkembang dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Dapat dilihat dalam perilakunya seperti manja, ingin menang sendiri, ingin diperhatikan, takut, pemberani, sembrono, bebas dan acuh.
b. Status ego dewasa : dapat dilihat dari tingkah lakunya yang bertanggung jawab, mandiri dan rasional. Sifat dari status ego ini adalah objektif, penuh perhitungan dan masuk akal.
c. Status ego orang tua : suatu kumpulan pola sikap, perasaan dan tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertigkah laku terhadap dirinya.
Dari penjabaran diatas mengenai status ego individu, dapat diketahui bagaimana orang/individu dikatakan bermasalah atau tidak. Dalam individu batas antara status ego yang satu dengan yang lainnya sangatlah tipis, sehingga dimungkinkan terjadi percampuran ego yang satu ke yang lainnya. Dalam hal ini yang mengakibatkan individu dapat dikatakan bermasalah yakni :
a. Eklusi
Eklusi berarti bahwa individu terkurung dalam salah satu status ego tertentu, akibatnya akan menghambat berfungsinya status ego yang lain. Contoh orang yang mengeklusikan dirinya dalam status ego orang tua, orang tersebut akan bertingkah laku terhadap orang lain layaknya seperti anak dengan perilakunya yang memberi kasih sayang, mencela, ikut campur urusan orang lain dan sering menasehati. Eklusi pada anak yang menyesuaikan yakni bertingkah laku pemurut, sopan, patuh dan penurut. Apabila anak yang wajar akan bersikap yang kreaatif, agresif, tergantung, spontan dan penuntut.
b. Kontaminasi
Selain eklusi ada satu masalah fungsional yang sering dialami individu yakni kontaminasi yaitu dimana bercampurnya status ego yang satu dengan yang lainnya sehingga mengalami pencemaran.













Gambar A Gambar B

Gambar paling baik adalah pada gambar A yakni lingkaran ODK terpisah. Namun dalam diri banyak orang lingkaran – lingkaran itu saling bertautan. Dibawah ini akan diterangkan macam kontaminasi dan penjelsannya ( Harris, 1981 ) :
Pertautan a dalam gambar A merupakan kontaminasi bagian dewasa oleh data bagian orang tua yang usang dan tak terselidiki, tetapi diperlakukan sebagai benar. Hal semacam itu disebut prasangka. Demikianlah pandangan seperti “kulit putih lebih baik daripada kulit hitam, “orang kidal kurang cekatan” atau “polisi itu jelek muncul dalam transaksi atas dasar prasangka, sebelum data realitas itu (bagian dewasa) diterapkan. Prasangka berkembang dalam masa awal kanak-kanak, ketika pintu penyelidikan hal-hal tertentu ditutup oleh orang tua yang memberi rasa aman itu. Anak yang masih kecil itu tidak berani membukanya karena takut dimarahi.
Pertautan b dalam gambar A kontaminasi bagian dewasa oleh bagian kanak-kanak dalam bentuk perasaan – perasaan lama atau pengalaman-pengalaman lama yang tidak layak diperhatikan pada masa sekarang. Dua gejala yang paling umum dari pencemaran macam ini ialah delusi dan halusinasi. Delusi berdasarkan perasaan takut. Contoh seorang yang percaya bahwa seorang salesman yang datang kerumahnya akan membunuhnya , dengan bermacam pembenaran yang ia yakini. Delusi ini tidak dapat dihilangkan hanya dengan menerangkan bahwa orang itu hanya salesman biasa. Delusi ini hanya bisa dihilangkan dengan jalan bahwa meyakinkan orang itu, bahwa ancaman terhadap bagian kanak-kanaknya yang dulu itu kini sudah tidak lagi dalam kenyataan.

B. KONSEP-KONSEP DASAR TERAPI
Secara keseluruhan dasar filosofis analisis transaksional bermula dari asumsi bahwa semuanya OK, artinya bahwa setiap individu perilakunya mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Teori analisis transaksional mendasarkan pada decision model, artinya setiap individu belajar perilaku yang spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam menghadapi hidup dan kehidupannya (Psikoterapi pendekatan konvensial dan kontemporer, 2002).
TA ( analisis transaksional ) memfokuskan pada internal (intrapsikis) proses, dan juga hubungan interpersonal, interaksi dan proses. Tonggak praktek TA adalah rasa hormat yang mendalam dan empati. Analisis transaksional bukanlah terapi yang 'dilakukan untuk' klien, tetapi adalah 'dilakukan with'-Anda akan diharapkan untuk menjadi peserta penuh dan aktif dalam proses dan pekerjaan ini didukung oleh serangkaian perjanjian, atau kontrak untuk memastikan bahwa terapis dan klien mempertahankan fokus dan berada dalam perjanjian tentang sifat dan arah terapi (www.markwiddowson.com/page4.htm).
Dasar dari analisis transaksional adalah mengganti cara hidup yang otomatis dengan kesadaran, spontanitas, dan keakraban dengan jalan memanipulasi permainan dan naskah hidup yang menyalahkan diri atau mengalah. Harris ( dalam Corey, 1982) melihat bahwa tujuan dari analisis transaksional adalah membantu individu agar mempunyai kebebasan memilih, kebebasan untuk berubah dan berganti respon terhadap rangsang yang baru (Psikoterapi “pendekatan konvensial dan kontemporer”, 2002).
Dalam mempelajari terapi analisis transaksional kita perlu mengetahui pengertian dasar dari TA sendiri. Dibawah ini ada Beberapa pendapat tentang analisis transaksional yang dapat dirangkum oleh penulis:
a. Analisis Transaksional adalah teori kepribadian dan psikoterapi sistematis untuk pertumbuhan pribadi dan perubahan pribadi (www.markwiddowson.com/page4.htm).
b. Analisis Transaksional, umumnya dikenal sebagai TA para pengikutnya, adalah pendekatan integratif dengan teori psikologi dan psikoterapi. Hal ini digambarkan sebagai integratif karena memiliki unsur psikoanalitik, humanis dan kognitif pendekatan.. TA dikembangkan oleh AS kelahiran Kanada psikiater, Eric Berne, pada akhir 1950-an (en.wikipedia.org/wiki/Transactional_analysis).
c. Analisis transaksionil adalah metode yang menyelidiki hubungan-hubungan timbal balik antara orang dengan menentukan bagian-bagian apa dari partner–partner hubungan ikut bermain (Thomas A. Harris, 1973 ).
Menurut Asosiasi Internasional Analisis Transaksional ‘ TA 'adalah sebuah teori kepribadian dan sistematis psikoterapi untuk pertumbuhan pribadi dan perubahan pribadi. Secara garis besar TA dapat digunakan dalam beberapa aspek:
1. Sebagai teori kepribadian, TA menggambarkan bagaimana orang-orang yang terstruktur psikologis. Ia menggunakan apa yang paling mungkin modelnya untuk digunakan yakni status ego- (Parent-Adult-Child) model, untuk melakukan sesuatu. Model tersebut membantu menjelaskan bagaimana orang berfungsi dan mengekspresikan kepribadian mereka dalam perilaku mereka.
2. Ini adalah teori komunikasi yang dapat diperluas untuk analisis sistem dan organisasi.
3. Ia menawarkan teori untuk perkembangan anak dengan menjelaskan bagaimana dalam masa dewasa pola hidup kita berasal dari masa kanak-kanak. Penjelasan ini didasarkan pada gagasan "Hidup (atau Childhood) Script": asumsi bahwa kami terus berperilaku ketika dewasa seperti pada masa kanak-kanak, bahkan ketika hasilnya sakit atau kekalahan. Oleh karena itu klaim untuk menawarkan teori psikopatologi .
4. Dalam aplikasi praktis, dapat digunakan dalam diagnosis dan perawatan berbagai jenis gangguan psikologis dan memberikan metode terapi untuk perorangan, pasangan, keluarga dan kelompok.
5. Luar bidang terapi, telah digunakan dalam pendidikan untuk membantu guru dalam komunikasi yang jelas pada tingkat yang tepat, dalam konseling dan konsultasi, dan pelatihan manajemen komunikasi dan oleh badan-badan lain.

C. TOKOH – TOKOH
Menurut sumber dari website (www.ericberne.com/transactional _analysis_description.htm) Kontribusi terbesar Freud (dan satu yang mempengaruhi Berne) adalah fakta bahwa kepribadian manusia adalah multi-faceted. Terlepas dari klasifikasi atau nama yang diberikan ke daerah tertentu kepribadian (id, superego, dll), setiap individu memiliki faksi yang sering berbenturan dengan satu sama lain. Dan inilah tabrakan dan interaksi antara faksi-faksi kepribadian yang menampakkan diri sebagai pikiran individu, perasaan, dan perilaku. Dengan demikian, di bawah teori-teori Freud, perilaku individu dapat dipahami dengan menganalisis dan memahami / nya tiga faksi. Dr Berne percaya bahwa struktur yang diusulkan itu Freud adalah "konsep ... [dan tidak] realitas fenomenologi.
Ilmuwan lain yang kontribusinya terhadap Dr Berne dalam pengembangan tentang Analisis Transaksional Dr Wilder Penfield, seorang ahli bedah saraf dari McGill University di Montreal. percobaan Penfield terfokus pada penerapan arus listrik untuk daerah tertentu dari otak. Penfield menemukan bahwa, ketika menerapkan saat ini ke lobus temporal pasien hidup dan waspada, ia akan merangsang kenangan yang berarti. Selain itu, tidak hanya foto-foto yang jelas tentang orang masa lalu yang mengungkapkan, tetapi juga perasaan dan emosi yang terkait dengan peristiwa yang kelihatan. Pasien-pasien ini akan membaca peristiwa ini, walaupun dalam banyak kasus bahwa pasien tidak dapat mengingat sendiri peristiwa mereka.
Penfield melakukan percobaan ini dan yang serupa selama bertahun-tahun. Beberapa kesimpulan penting bahwa dia mencapai yang berlangsung untuk mempengaruhi Berne dalam pengembangan tentang Transactional Analisis meliputi :
• Bertindak otak manusia dalam banyak hal seperti camcorder, jelas rekaman peristiwa. Sementara peristiwa yang belum tentu bisa secara sadar diambil oleh pemiliknya, acara selalu ada di otak.
• Baik peristiwa dan perasaan yang dialami selama acara yang disimpan di otak. Acara dan perasaan terkunci bersama-sama, dan satu tidak dapat ingat kembali tanpa yang lain.
• Ketika replay individu nya pengalaman, ia dapat memutar ulang mereka dalam sebuah bentuk yang jelas bahwa individu pengalaman lagi emosi yang sama ia merasa selama pengalaman aktual. Atau, seperti itulah siswa Berne Thomas A. Harris mengatakan, "Saya tidak hanya ingat bagaimana aku rasakan, saya merasakan hal yang sama sekarang" 2
• Individu dapat ada di dua negara ( status ego ) secara bersamaan. Individu mengulang peristiwa tertentu dapat mengalami emosi yang terkait dengan peristiwa-peristiwa itu, tetapi mereka juga mampu objektif berbicara tentang kejadian pada waktu yang sama.
Kontribusi ini oleh Penfield dan Freud, serta banyak lainnya, yang digunakan oleh Berne saat ia mengembangkan teori-teorinya tentang Analisis Transaksional dan permainan. Selain tokoh diatas ada beberapa tokoh lewat karyanya yang mewarnai dunia analisis transaksional, yaitu :
a. Eric Berne's kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide TA dalam bahasa umum dan popularisation tentang konsep dalam pasar buku massa terinspirasi booming teks TA populer, beberapa di antaranya menyederhanakan konsep TA ke tingkat yang merusak.
b. Thomas Harris hasil kerja sukses yang sangat populer dari akhir 1960-an, buku dengan judul aku OK, Anda OK sebagian besar didasarkan pada Analisis Transaksional. Suatu penyimpangan fundamental, bagaimanapun, antara Harris dan Berne adalah bahwa Berne mendalilkan bahwa setiap orang mulai kehidupan di aku OK "posisi", sedangkan Harris percaya bahwa kehidupan mulai keluar "Aku tidak OK, Anda OK". Banyak analis transaksional telah dianggap Harris sebagai terlalu jauh dari keyakinan TA inti untuk dianggap sebagai analis transaksional.

D. METODE TERAPI
Proses terapi dalam pendekatan analisis transaksional terdiri dari beberapa metode dalam prakteknya yakni (Psikoterapi “pendekatan konvensial dan kontemporer”, 2002):
a. Analisis struktural
Analisis struktural adalah suatu cara yang dapat menjadikan individu sadar tentang isi dan fungsi dari status egonya ( ODK ). Didalam analisis transaksional klien belajar bagaimana mengidektifikasikan status egonya.
b. Metode belajar
Analisis transaksional berdasarkan pada aspek kognitif, maka dalam hal ini metode belajar merupakan dasar bagi pendekatan terapi ini. Anggota kelompok pada terapi ini diharapkan mampu untuk kenal dengan analisis struktural dan memahami peran ego masing-masing ( ODK).
c. Emphty chair
Prosedur kursi kosong dalam terapi ini, merupakan cara yang sangat baik dalam analisis struktural. Cara ini mengasumsikan bahwa klien mempunyai kesulitan dalam mengatasi dirinya dan pimpinannya. Klien disuruh membayangkan bahwa orang yang duduk didepannya adalah orang lain, dan kemudian diajak untuk berdialog. Prosedur ini memberikan kebebasan pada klien untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan sikapnya sebagaimana dirinya berperan pada status ego tertentu. Mc Neel ( dalam Corey ) menggambarkan bahwa teknik dua kursi yang kosong ini merupakan alat yang sangat efetif dalam membantu klien menyelesaikan konfliknya dengan orang tua atau orang lain yang ada disekitarnya pada waktu kilien dibesarkan. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyempurnakan unfinished bussines pada masa yang silam.
d. Role playing
Teknik psikodrama atau role playing dalam hal ini akan memunculkan bermacam jenis variasi peran yang ada, yakni status ego masing ( ODK ). Dalam psikodrama ini diharapkan ada reaksi dari klien dalam menghadapi peran masing –masing anggota kelompok terapi dan tingkah laku itulah yang merupakan sasaran dari terapi ini.
e. Familiy Modelling
Dalam teknik ini klien disuruh untuk membayangkan yang melibatkan banyak individu, mungkin yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu atau dirinya. Klien menetapkan situasi dan menggunakan anggota lain dari kelompoknya sebagai anggota keluarga. Kemudian dari analisis didiskusikan dan dievaluasi dengan kesadaran yang penuh.
f. Analysis of Ritual and Past time
Didalam analisis transaksional akan terlibat masalah identifikasi mengenai tata cara dan pengisi waktu yang tampaknya dapat digunakan dalam menstruktur waktu. Struktur waktu ini sangat penting didiskusikan dan diperiksa, karena hal ini merefleksikan bagaimana individu memutuskan naskahnya dalam kaitannya bagaimana individu tersebut melakukan transaksi dan bagaimana untuk mendapatkan belaian yang tidak menguntungkan dan akibatnya akan mengalami keakraban dengan orang lain.


g. Analysis of game and rackets
Analisis permainan merupakan aspek yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan orang lain. Didalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bagaimana permainan dimainkan dan belaian apa yang diterima , bagaimana keadaan permainan itu apakah ada jarak dan apa diringi dengan keakraban.

E. CONTOH KASUS SEBAGAI PENERAPAN TERAPI ANALISIS TRANSAKSIONAL
Ego State Therapy for Children
March 10, 2011 by antonius
Filed under hypnotherapy
Ego State Therapy for Children( http://www.mind-reprogramming.com/)
Mengapa saya jatuh cinta dengan Ego State Therapy ? Karena teknik ini sangat SIMPEL dan POWERFUL dimana teknik ini dapat dilakukan tanpa induksi samasekali. Nama tekniknya adalah Resistance Bridging. Teknik ini diciptakan khusus bagi orang yang tidak ingin dihipnosis karena ga mau dibuat mainan seperti yang sering dilihat di televisi. Bahkan
alumni saya yang sudah berjalan sekitar 25 angkatan mengatakan bahwa teknik ini ternyata mudah sekali, terutama bagi mereka yang pernah belajar hypnosis, teknik ini membantu mereka memahami lebih mudah khususnya dalam melakukan terapi.
Dalam satu pelatihan Ego State Therapy saya, ada satu kasus menarik dimana yang menjadi contoh kasus adalah seorang anak kelas 6 SD. Anak ini merasa takut berada di tempat gelap karena masih sukam dibayang-bayangi film horor “The SAW”. Film ini didapat dari temannya.
Lalu saya menggunakan teknik ego state therapy dengan menggunakan kursi yang dikenal dengan nama empty chair. Anak tersebut tertarik dengan semua film kartun. Dan salah satu favorit dia adalah Doraemon. Lalu saya memakai doraemon ini sebagai salah satu ego statenya atau introject. kemudian saya menanyakan kepada dia, dilambangkan siapa si
rasa takutnya tersebut. Dia sebut nobita. Dan kita bermain-main dengan menggunakan Nobita dan doraemon. Anak tersebut saat memerankan doraemon, dia memberikan pil berani, baju terang, helm motivasi serta komputer pemrogram otak. Dan walhasil saat sudah dilakukan play therapy kesembuhannya langsung terlihat. Peserta juga happy karena play therapy benar-benar fun banget.

















DAFTAR PUSTAKA
• Harris, T. 1981 . SAYA OKE-KAMU OKE, terjemahan, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
• Noor, M . 2002 .“Transaksional analisis”dalam buku Psikoterapi pendekatan konvensional dan kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar offset.
• www.ericberne.com/transactional_analysis_description.htm diakses tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.56 wib
• www.markwiddowson.com/page4.htm diakses tanggal 12 Maret 2011 pukul 10.00 wib
• en.wikipedia.org/wiki/Transactional_analysis diakses tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.58 wib
• http://www.mind-reprogramming.com/ diakses tanggal 23 Maret 2011 pukul 12.37 wib

Selasa, 22 Maret 2011

Mendambakan Kesejahteraan Psikologis Dalam Hidup Bermasyarakat

Mendambakan Kesejahteraan Psikologis
Dalam Hidup Bermasyarakat

Bangsa kita, Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama dan golongan. Bangsa yang terdiri dari berbagai macam variasi hidup menjadi satu dalam keanekaragaman yang berasaskan Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna berbeda tetapi tetap satu, suatu pedoman filosofis yang harus kita pertahankan demi menjaga kerukunan dan menciptakan persatuan diantara masyarakat Indonesia. Dalam perjalanan waktu bangsa yang beraneka ragam masyarakatnya ini sangat berpeluang terjadi gesekan dan konflik diantara anggota masyarakat. Kita semua bisa melihat contoh riil yang banyak terjadi pada waktu silam atau baru-baru ini dimasyarakat kita bentrokan antar umat agama di Poso, bentrok antar suku di Sampit, bentrok antar suku di papua, tawuran antar pelajar dan yang baru – baru ini terjadi adalah konflik dan bentrokan di Cikeusik, Pandeglang Banten yang disinyalir konflik antar jemaat Ahmadiyah dengan warga sekitar. Tidak lama berselang terjadi kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah. Berbagai macam rentetan kekerasan dan bentrokan tampaknya banyak mewarnai kehidupan masyarakat kita. Adanya bentrokan dan kerusuhan yang terjadi di tengah masyarakat sudah pasti menimbulkan banyak kerugian. Kita bisa melihat adanya korban jiwa, kerugian materiil dan ketentraman beserta keamanan masyarakat yang terancam.

Bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahannya dan nilai filosofis pancasila teruatama sila ke empat tentang permusyawaratan mufakat (musyawarah ) dalam menyelesaikan setiap urusan apakah sudah menghilang dari benaknya?? Sehingga berganti dengan nilai bar-bar yang lebih mengedepankan kekerasan dan benturan fisik. Sangat disayangkan perilaku masyarakat kita yang seperti itu, karena itu bukanlah cermin dari kepribadian bangsa. Kita semua harus mempunyai kesadaran yang benar-benar kuat agar tidak terjebak dalam perilaku bentrokan, kekerasan dan benturan fisik jika terjadi permasalahan. Masih ada jalan lain yang lebih bijak dan elegan yakni sesuai dengan nilai filosofis pancasila sila keempat yakni adanya musyawarah atau semacam dialog dalam menyelesaikan konflik. Nilai-nilai pancasila haruslah dipahami sebagai dasar filosofis kita dalam bertindak, bukan mengedepankan cara-cara bar-bar.
Pemerintah tentu mempunyai kewajiban dalam menjaga kerukunan diantara masyarakatnya agar tidak terjadi bentrokan dan kerusuhan yang akhir-akhir ini terjadi ditengah masyarakat kita. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan saat ini diharapkan mampu menjaga kondusifitas lingkungan dari hal-hal yang berbau anarkis, bentrokan dan kerusuhan. Karena memang Amanat konstitusi seperti itu, negara berkewajiban menjamin keamanan dan ketentraman seluruh rakyatnya. Tetapi yang kita lihat sekarang dalam kasus bentrokan di Pandeglang dan Temanggung adalah hal yang sebaliknya, kekerasan dan bentrokan yang mengancam ketentraman, kerukunan dan kesejehteraan baik fisik atau psikologis warganya. Negara telah jauh dari harapan dan cita-cita konstitusi dalam menjamin keamanan dan ketentraman warganya.

Pemerintah haruslah mempuyai langkah-langkah strategis dan efektif untuk mengatasi hal itu. Langkah preventif dan penegakan hukum haruslah menjadi prioritas utama pemerintah dalam mengatasi tindakan bentrok dan kerusuhan yang banyak terjadi. Langkah preventif haruslah dilakukan untuk mencegah terjadinya bentrokan dan kerusuhan, pemerintah dapat bekerja sama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan organisasi masyarakat. Mengadakan semacam kegiatan untuk menunjang kerukunan diantara warga masyarakat. Kegiatan dapat bermacam-macam misalnya dialog, kerja bakti, kegiatan silaturrahmi antar warga yang berbeda agama dan golongan. Dengan adanya tindakan preventif, yang digawangi oleh seluruh elemen masyarakat diharapkan akan meminimalisir tindakan-tindakan yang mengarah kepada anarkis, bentrokan dan kerusuhan yang kerap terjadi disekitar kita.

Langkah penegakan hukum haruslah menjadi prioritas utama dalam hal ini POLRI apabila telah terjadi kekerasan dan kerusuhan. Pihak kepolisan harus dengan tegas dan profesional secara hukum menindak pihak-pihak yang terlibat dalam bentrokan dan aksi kekerasan. Kepolisian mempunyai wewenang karena ada undang-undang Hukum Pidana yang mengaturnya untuk menjerat oknum-oknum tertentu yang terbukti melakukan tindakan tersebut. Hal itu harus dilakukan dengan objektif dan tidak pandang bulu. Selama ini banyak kasus kerusuhan dan kekerasan yang terjadi oknum – oknum tersebut sering mendapat perlakuan hukum yang berbeda atau tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Padahal jelas tindakan seperti itu merugikan masyarakat secara materiil, fisik dan psikologis. Apabila kerusuhan melibatkan salah satu ormas, haruslah pemerintah peka merespon hal itu. Ormas yang terbukti melakukan tindakan kekerasan dan terlibat kerusuhan haruslah mendapatkan peringatan yang keras dari Departemen dalam negeri, kalau masih membendel bubarkan saja Ormas tersebut karena pemerintah mempunyai wewenang untuk itu. Ormas diciptakan bukan untuk menimbulkan keresahan dalam masyarakat tetapi untuk kesejahteraan masyarakat.
Perlu disadari masyarakat kita mengharapkan kedamaian dan kerukunan dalam bermasyarakat, bukan kondisi yang sebaliknya seperti akhir-akhir ini terjadi. Pemerintah, masyarakat dan penegak hukum haruslah bahu membahu menciptakan kedamaian tersebut. Dengan semangat pancasila dan Bhinneka tunggal Ika kita semua bersatu padu menciptakan persatuan Indonesia.

SELAMET RIYADI
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus
BANINFO EKSTERNAL IKATAN Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Jateng 2010-2011

Kamis, 17 Maret 2011

CINTA DAN PEDULI LINGKUNGAN WUJUD NASIONALISME

CINTA DAN PEDULI LINGKUNGAN WUJUD NASIONALISME
Sekarang bukanlah hari Lingkungan Hidup atau hari Bumi tetapi perlu ditekankan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap peduli terhadap lingkungannya. Isu lingkungan tampaknya akan menjadi agenda yang penting dalam wacana yang berkembang pada beberapa tahun ini, betapa tidak kerusakan-kerusakan alam yang mengerikan di indonesia mencakup hutan, laut, darat telah disorot banyak pihak baik dalam maupun luar negeri. Indonesia dianggap menjadi salah satu negara peringkat teratas dalam kategori negara yang mempunyai kerusakan alam terbesar. Semua tak bisa kita pungkiri karena itulah kenyataannya. Memang fakta menunjukkan seperti itu kita bisa ambil contoh ilegal loging yang marak terjadi di pulau kalimantan dan sumatera, penambangan Galian C yang juga gencar dikerjakan diberbagai pelosok tanah air, perusakan jenis lain yang menyangkut wilayah laut yakni perusakan terumbu karang, pencemaran limbah pabrik, pendangkalan laut. Kita sebagai masyarakat tidak perlu menyalahkan siapa-siapa dan menuduh siapa yang bertanggung jawab, tetapi kita masyarakat Indonesia perlu memiliki sikap dan tindakan kepedulian menciptakan dan membenahi lingkungan yang lebih baik kedepannya. Sebagai salah satu wujud nasionalisme kita untuk menjadi warga negara yang benar-benar mengabdi kepada negara hal itu perlu kita lakukan, bukan hanya dipikirkan semata.
Sebagai wujud nasionalisme sebagai warga negara kita seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi cinta terhadap tanah air yang diwujudkan salah satunya cinta terhadap lingkungan bukan malah merusaknya. Kesadaran dan Tanggung jawab kita saat ini akan mempunyai dampak terhadap anak-cucu kita kedepannya. Bisa berdampak positif jika kita sadar dan bertanggung jawab mulai sekarang atau malah sebaliknya berdampak negatif jika kita memang tidak mempunyai kesadaran terhadap itu. Bisa kita bayangkan jika besok anak-cucu kita hanya dapat mendengar air bersih, tanpa bisa merasakan karena air sudah banyak tercemar ?? selanjutnya bisakah kita membayangkan jika anak-cucu kita hanya mendengar cerita tentang Indonesia yang kaya akan terumbu karang, tanpa bisa menikmatinya langsung??. Tampaknya kita semua sepakat kenyataan seperti hal itu dan yang serupa tidaklah kita harapkan. Marilah kita benahi bersama pola pikir kita sebagai masyarakat Indonesia untuk berbuat yang terbaik demi kesejahteraan bersama untuk generasi sekarang atau generasi yang akan datang dengan cinta dan peduli lingkungan.
SELAMET RIYADI
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

TAULADAN SPORTIVITAS DAN KEDEWASAAN MENTAL SUPPORTER INDONESIA

TAULADAN SPORTIVITAS DAN KEDEWASAAN MENTAL
SUPPORTER INDONESIA
Pesta sepak bola piala AFF telah berakhir beberapa hari yang lalu, Indonesia menjadi Runner up dalam kejuaraan 2 tahunan yang diikuti Negara anggota Asean. Itulah pencapaian tertinggi Indonesia dalam mengikuti pagelaran sepak bola tersebut, sudah empat kali Timnas kita menjadi Runner Up dalam ajang tersebut. Suatu prestasi yang cukup layak dibanggakan, meski kita tidak pernah menjadi juara. Semua telah berlalu dan sekarang pesta persepakbolaan Indonesia kembali ke liga-liga local tanah air, dengan begitu supporter Timnas dan fanatismenya kembali kepada tim/klub kebangganya masing – masing didaerah.
Terlepas dari prestasi Timnas yang diraih yakni sebagai Runner Up piala aff 2010, Ada hal-hal esensial yang dapat dijadikan suatu pelajaran berharga bagi semua supporter klub di liga Indonesia. Suatu pembelajaran yang tampak nyata ada didepan kita selama pagelaran piala Aff kemarin, terbalut dalam semangat sportivitas dan kedewasaan mental, kita dapat melihat betapa harmonisnya para pendukung timnas Indonesia dalam memberikan dukungan kepada timnas Indonesia. Tidak ada kerusuhan yang terjadi, ketertiban para supporter, semangat sportivitas yang tinggi, sikap santun dalam mendukung perjuangan timnas dan masih banyak lagi nilai-nilai yang dapat dijadikan pelajaran bagi supporter klub di liga Indonesia.
Supporter klub – klub local diliga Indonesia selama ini dikenal mempunyai loyalitas dan fanatisme yang cukup tinggi dalam mendukung klub kebangganya. Loyalitas dan fanatisme yang ditunjukkan para supporter disisi lain memang memberikan efek yang bagus untuk kemajuan klub yang mereka cintai, dengan hal itu dapat memberikan semangat terhadap klub untuk berprestasi. Dalam hal yang positif tentunya bermanfaat bagi klubnya, tetapi jika kita melihat realita yang ada selama ini tentang sikap dan perilaku para supporter klub-klub local liga Indonesia kita juga sering mendapati kejadian-kejadian yang tidak sepantasnya ditunjukkan oleh para supporter dalam menonton sepak bola dan lebih cenderung anarkhis. Kita bisa melihat beberapa contoh kasus nyata para supporter yang membuat berbagai macam aksi yang tidak layak dipertontonkan, misalnya kerusuhan para pendukung Persita yang bentrok dengan pendukung tim lawan, supporter fanatic Persija the jack mania yang sering melakukan pelanggaran lalu lintas pada waktu menonton pertandingan timnya, supporter fanatic persebaya Surabaya, Bonek mania yang juga kerap kali meresahkan warga dengan aksi-aksinya, perilaku supporter beberapa klub ditanah air dengan rasisme dan kata-kata kotor pun sering di “kumandangkan” untuk menghina supporter lain yang nota bene “musuhnya”. Hal-hal demikian tampaknya menjadi gambaran nyata yang kerap kita jumpai dalam realita yang ada. Fanatisme dan loyalitas yang salah di implementasikan, sehingga berbuah pada catatan buruk persepakbolaan tanah air.
Semua sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh para supporter klub yang tidak mencerminkan sportivitas dan kedewasaan mental, memang sangat tidak kita harapkan sebagai masyarakat Indonesia yang cinta akan persepakbolaan tanah air. Sebagai masyarakat kita mengharapkan kedewasaan mental dan sportivitas supporter Timnas Indonesia pada laga piala Aff 2010 kemarin menjadi tauladan kepada para supporter klub-klub lokal di liga Indonesia untuk menjadi supporter yang menjunjung tinggi sportivitas dan kedewasaan mentalnya. Jikalau sikap dan perilaku tersebut dapat menjadi karakter supporter klub-klub diliga Indonesia, kita yakin hal tersebut menjadi kunci sukses dalam meraih prestasi dan meningkatkan citra persepakbolaan kita di mata Internasional.

SELAMET RIYADI
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus
Coordinator HUMAS Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Jateng 2010-2011
Bonek mania ( pecinta Persebaya surabaya)